JAKARTA (25 Mei 2023) - Menteri Sosial Tri Rismaharini menerima audiensi jajaran pengurus dan perwakilan mahasiswa yang tergabung di dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara, di Ruang Rapat Mensos, di Jakarta (24/05). Kehadiran mahasiswa disambut baik Mensos Risma, karena menurutnya, masa depan bangsa ada di tangan mahasiswa sebagai generasi masa depan.

“Kalian-kalianlah yang bisa, siapa lagi, mau jadi apa, negara ini mau dimiliki siapa. Siapa lagi kalau bukan kalian-kalian yang jadi pelopor,” ujar Mensos Risma. 

Pada kesempatan ini, Selain bersilaturahmi dengan Mensos, perwakilan BEM Nusantara hadir untuk berdiskusi terkait program-program pemberdayaan sosial yang telah dilakukan oleh Kemensos. Mensos berharap, perwakilan BEM Nusantara dapat berkolaborasi dengan Kemensos untuk membantu mengembangkan program pemberdayaan sosial di daerah mereka masing-masing.

“Kamu nanti kembangkan (program) di daerahmu, nanti kamu ajak temenmu di kampus itu untuk misalkan aku ada program apa, kamu bantu. Kamu kan kaya ilmu,” ujar Mensos Risma.

Kepada perwakilan BEM Nusantara, Mensos juga memberikan semangat agar bisa banyak belajar dengan terjun langsung bertemu dengan masyarakat kelompok rentan, agar menambah ilmu dan pengalaman yang tidak bisa didapatkan dipendidikan formal. 

Seperti halnya di Majene, Mensos Risma menceritakan bagaimana dirinya mencoba berkomunikasi dengan masyarakat setempat. Untuk menekan pengeluaran pembangunan sekolah tahan gempa, Mensos menggerakkan warga setempat untuk dapat bergotong royong antar warga membangun sekolah.

“Berapa biaya buat sekolah itu? Katanya 1,2 miliar. Waduh, aku terus akhirnya ngomong sama warga, mau gak tak bantu, tapi kita kerjanya gotong royong, supaya (pembangunan) sekolahnya lebih hemat. Yang terjadi itu, anak-anak kecil malah membantu angkati bata. Akhirnya proyek itu berapa? Dari 1,2 miliar, tinggal 500 juta. Dan itu ilmu, kamu gak akan pernah belajar darimana pun,” kata Mensos. 

Salah satu perwakilan menanyakan terkait permasalahan yang sering terjadi dikalangan anak muda yaitu tawuran. Dia meminta pendapat Mensos, bagaimana menyelesaikan permasalahan tersebut. Menurut Mensos, permasalahan seperti itu harus dicari akar masalahnya terlebih dahulu agar tidak timbul permasalahan seperti tawuran. 

“Jadi kamu lihat akar masalahnya, kalau itu pengangguran, gimana program itu bisa diakses untuk memberikan pekerjaan,” tambah Mensos. 

Para mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan komunikasi dan membangun solidaritas masyarakat. Selain mempererat semangat kebersamaan, langkah ini juga bisa membuka ruang munculnya ide-ide pemberdayaan yang membantu masyarakat hidup lebih sejahtera. 

“Silakan buka komunikasi dengan anak-anak muda di daerah kalian. (Indentifikasi dimana) ada potensi (yang bisa dikembangkan). Kalau misalkan gak ada itu gak ada ini (ada keterbatasan) baru kita diskusikan. Jadi kalian bisa gali di daerahmu, atau nanti aku titipkan program,” kata Mensos Risma.

Mensos minta mahasiswa mengidentifikasi lebih cermat permasalahan sosial di daerah mereka. Misalnya bila terdapat pengangguran dikalangan muda, mahasiswa bisa mendalami kebutuhan dan potensi mereka. Bila terdapat lahan, maka bisa dikembangkan usaha ekonomi. Atau mereka berminat usaha bengkel, hal ini merupakan potensi yang bisa dikembangkan.

Mensos berharap, eksistensi BEM Nusantara yang tahun ini akan mengadakan Temu Nasional yang dihadiri oleh 500 perwakilan kampus diseluruh Indonesia, lebih berbeda dengan menorehkan sesuatu yang bisa bermanfaat untuk bangsa ini. 

Turut mendampingi Mensos Risma pada audiensi ini, Staf Khusus Menteri Sosial Bid. Komunikasi dan Media Massa Don Rozano Sigit Prakoeswa dan Staf Khusus Menteri Sosial Bid. Pemerlu Pelayanan Kessos dan Potensi Sumber Kessos.