SURABAYA (18 Agustus 2024) - Menteri Sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini menjadi narasumber dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiwa Baru (PKKMB) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Senin (19/8) pagi. Pada kesempatan tersebut Mensos Risma menyampaikan bahwa sebagai mahasiswa baru harus berani menerobos kemapanan, berani berubah untuk kebaikan dan berubah menjadi lebih baik. "Kalau tidak ada perubahan, tidak ada kemajuan", ungkap Mensos Risma di hadapan ribuan mahasiswa baru, dosen, staf universitas dan tamu undangan yang hadir. Mensos Risma juga menyampaikan bahwa karya-karya dan inovasi mahasiswa sangat dibutuhkan untuk negara ini. “Tanpa karya dan inovasi kalian, kita akan sama saja seperti dijajah kembali,” kata Mensos Risma.
Mantan Wali Kota Surabaya ini juga menyampaikan, saat ia sekolah dan mahasiswa dulu ia adalah seorang pelari. Risma juga menyatakan dulu ia sangat menyukai olahraga basket serta volley, dan kini bisa menjadi Menteri Sosial. "Anak berprestasi bukan hanya dibidang akademik saja, melainkan bisa dalam bidang sosial ataupun olahraga. Jangan takut untuk bermimpi, jangan takut mewujudkan cita cita. Jika kalian bermimpi dan berupaya mewujudkannya, maka kalian bisa merubah lingkungan bahkan negara ini menjadi lebih baik lagi,” kata Mensos Risma yang disambut tepuk tangan meriah dari seluruh hadirin.
Pada kesempatan tersebut Mensos Risma menyampaikan keberhasilan program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) yang dilakukan Kementerian Sosial. Penerima Manfaat (PM) program PENA adalah keluarga tidak mampu yang menerima bantuan sosial (bansos) namun dilatih untuk bisa hidup mandiri. Mereka dilatih berusaha, mendapat permodalan usaha, dilatih literasi keuangan, pengemasan hingga pemasaran. Sekitar 31.000 peserta PENA sudah bisa mandiri secara ekonomi, sehingga mereka graduasi atau dikeluarkan dari penerima bansos karena usahanya sudah berhasil.
Tidak hanya itu, Mensos Risma juga memberikan semangat kepada mahasiswa penyandang disabilitas untuk terus berkarya. Baginya, siapapun punya hak untuk sukses. Seperti penerima manfaat Kemensos asal Pekalongan bernama Gading yang berhasil mandiri. Mensos Risma menceritakan bahwa gading memiliki keterbatasan, kondisi disabilitas fisik yang dialami tidak menutup kesempatannya menjadi sukses.
Setelah mendapat bantuan motor roda tiga dari Kemensos untuk berjualan minuman keliling, usaha Gading berkembang pesat. Semula pendapatannya Rp 500.000 per hari, setelah menerima bantuan Kemensos mendapat Rp 1,1 juta per hari. "Tidak ada yang tidak mungkin. Semua mungkin, hanya kita mau atau tidak. Ayo tetap semangat, kerja keras. Jangan ada kata menyerah, jangan pernah ada kata cape. Ayo bangkit, hanya kalian yang bisa merubah hidup kalian", ungkap Mensos Risma membakar semangat seluruh mahasiswa baru Unesa yang hadir. Kepada mahasiswa baru Unesa yang mengalami disabilitas, Mensos Risma akan menyediakan alat bantu untuk memudahkan aktivitas sehari-hari dan menunjang proses menimba ilmu.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos Risma juga memberikan penghargaan kepada civitas akademika Unesa. Penghargaan diberikan kepada Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M. Kes dan jajarannya atas kontribusinya dalam meningkatkan kemampuan SDM kesejahteraan sosial untuk menangani penyandang disabilitas melalui pendekatan inklusif, holistik, dan integratif menuju Indonesia yang lebih baik. Mensos juga mengapresiasi Unesa menangani disabilitas dengan menyediakan aplikasi SIPISA (Sistem Informasi Penanganan Disabilitas).
Di akhir sesi, Mensos bertemu dengan salah seorang mahasiswa baru Unesa penyandang disabilitas fisik yang berprestasi dibidang olah raga. Mutiara Cantika, mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Unesa yang mendapat beasiswa penuh dari Unesa ini sangat tersentuh dengan apa yang disampaikan oleh Mensos Risma. "Mensos Risma telah menyemangati kami sebagai penyandang disabilitas. Mensos Risma juga menjadi inspirasi saya karena selalu mendukung para disabilitas untuk melangkah lebih baik lagi," katanya.