SIGI (7 September 2022) - Kementerian Sosial menyalurkan bantuan untuk penanganan bencana di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah sebesar Rp878 juta pasca diterjang banjir pada Selasa (6/9). Bantuan diserahkan langsung Menteri Sosial Tri Rismaharini saat meninjau lokasi terdampak banjir, Rabu (7/9).

"Bantuan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak, yang saat ini tengah mengungsi di area masjid dan sekitarnya," kata Mensos Risma di Desa Pakuli Utara, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Rabu (7/9).

Sejak bencana banjir dilaporkan terjadi, Kemensos telah mengirimkan bantuan logistik darurat untuk kebutuhan dasar warga terdampak yang didorong dari Gudang Sentra "Nipotowe" di Palu ke Dinas Sosial Kabupaten Sigi. 

Bantuan tersebut meliputi Makanan Siap Saji 1.000 paket, Makanan Anak 504 paket, Lauk Pauk Siap Saji 300 paket, Selimut 200 lembar, Matras 200 lembar, Kasur 200 lembar, Sandang Dewasa 25 paket, Sandang Bayi 100 paket, Pampers 200 paket, dan Pembalut 100 paket.

Merespon bencana banjir dan dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar warga, Mensos juga menyiapkan enam lumbung sosial di Kabupaten Sigi.

"Saat ini, jika hujan, masyarakat masih harus mengungsi dulu sementara. Untuk itu, kita siapkan 6 lokasi untuk lumbung sosial," ucap Mensos kepada awak media.

Keenam lumbung sosial tersebut, dikatakan Mensos, akan diisi kebutuhan bufferstock dan disebar ke beberapa titik sehingga memungkinkan warga untuk bertahan dengan logistik yang ada, meski akses jalan terputus.

"Pemetaannya sudah ada, semua berada di Kabupaten Sigi. Yang penting, kita perlu tau penyimpanan bufferstocknya," katanya menegaskan.

Perlu Penanganan Khusus Kawasan Hulu ke Hilir

Pasca banjir menerjang Kabupaten Sigi, mantan Walikota Surabaya itu menganggap perlu adanya penanganan khusus terhadap pengelolaan air sungai dari hulu ke hilir.

"Jadi, yang berat itu, saat tinggal di lembah atau di lereng, perlu treatment khusus, terutama terhadap pengelolaan air, khususnya yang berasal dari atas," ucapnya.

Terkait pengananan tersebut, Mensos menyebut pihaknya juga telah berkoordinasi untuk pengerjaan tanggul dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), yang juga tengah berada di lokasi yang sama guna memetakan dampak kerusakan akibat banjir.

"Tadi, sudah komunikasi dengan PUPR, semoga bisa dikerjakan karena jika itu ditutup, dikasih tanggul, air ngga lari ke perumahan. Kalau itu ngga ditutup, mereka harus pindah, mengungsi. Kan itu ngga mudah," kata Mensos usai melihat kondisi terkini aliran sungai pasca jebolnya tanggul.

Menurutnya, hal ini harus segera dikerjakan lantaran curah hujan cenderung meningkat hingga awal tahun depan. "Curah hujan akan terus tinggi hingga Januari 2023. November dan Desember (akan jadi cuaca dengan curah hujan) yang paling berat," katanya.

Seperti diketahui, banjir menerjang Desa Pakuli Utara, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, pada Selasa (6/9) sekitar pukul 04.00 WITA akibat intensitas hujan yang cukup tinggi sehingga tanggul tidak mampu menampung debit air sungai dan tumpah merendam area pemukiman warga.

Hempasan air dari hulu ke hilir tersebut, setidaknya, menyebabkan 182 KK/662 jiwa mengungsi lantaran 2 rumah warga di bantaran sungai hanyut, puluhan rumah lainnya terendam air setinggi lutut orang dewasa, serta sebuah jembatan ambrol.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI