KABUPATEN BOGOR (25 Agustus 2022) - Sambil menepuk-nepuk tubuh mungil buah hatinya Labib Al Mu'minum (1) agar terlelap tidur, Yuni Susanti (21) bercerita betapa senangnya bisa dikunjungi Menteri Sosial Tri Rismaharini.

"Saya senang Bu Mensos jenguk Labib, gak nyangka. Kesini kan jauh, susah, masuk-masuk gang sempit juga," katanya sambil mengusap air mata yang terlanjur membasahi pipinya. Di rumah sederhana tersebut, di Kampung Ciasahan, Desa Sukamaju, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Mensos datang dan hadir secara langsung menguatkan kedua orang tua Labib pada Kamis, (25/8).

Mensos Risma menjenguk bayi mungil yang akrab disapa Labib tersebut. Siapa sangka, di usia yang begitu belia ia sudah menderita penyakit hidrosefalus. Di diagnosa sejak usianya menginjak 3 bulan, kepala Labib makin hari makin membesar. 

Pihak RSUD Ciawi tempat Labib menjalani pemeriksaan awal, menyarankan untuk di operasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta agar cairan yang ada di kepalanya dapat segera dikeluarkan. 

Jarak tempuh yang jauh, memakan waktu  kurang lebih 3 jam membuat mereka terpaksa harus turun naik berbagai transportasi umum agar dapat menekan biaya. Hal tersebut bolak balik mereka jalani selama 2 bulan terakhir ini. 

Labib menjalani operasi pertama pada 8 April 2022 dengan menggunakan BPJS PBI. Namun perawatan Labib harus tetap berlanjut. Bahkan Labib akan menjalani operasi kedua untuk kembali mengeluarkan cairan yang ada di kepalanya.

"Berat, duit dari mana? Suami kan cuma dagang cilok. Penghasilan bapaknya sehari paling kecil Rp. 30 ribu, paling besar Rp. 100 ribu. Tapi kami tetap berjuang agar Labib bisa normal kembali seperti anak-anak lainnya. Neneknya juga sering bantu buat biaya pengobatan walaupun cuma seorang buruh tani. Tapi Alhamdulillah", kata Yuni tegar. 

Yuni menambahan bahwa jadwal kontrol Labib tidak selalu dipenuhi. "Kalau lagi ada, kami pasti upayakan Labib tetap kontrol ke RSCM, tapi kalau lagi gak ada duit sama sekali, jadwal kontrolnya terpaksa lewat," ucapnya kembali sambil berkaca-kaca. 

Mengetahui kondisi ini, Mensos Risma mengarahkan agar Kementerian Sosial melalui Sentra Galih Pakuan Bogor untuk turun tangan dan terus melakukan pendampingan selama masa pengobatan Labib. Hal ini dilakukan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak Labib untuk mendapatkan perawatan yang layak.

Pada kunjungan ini, Mensos Risma juga menyerahkan bantuan senilai Rp. 27.692.935. Bantuan ini berupa 1 buah kursi roda adaptif bagi penyandang hidrosefalus, serta bantuan kebutuhan dasar (sembako, nutrisi, buah-buahan), peralatan mandi, kasur bayi, bantal, pakaian anak, diapers serta mainan anak. 

Mensos pun secara khusus menyerahkan 3 ekor kambing (2 betina, 1 jantan) kepada orangtua Labib sebagai bentuk bantuan penguatan ekonomi. Mensos Risma mendorong orang tua Labib agar tetap memiliki usaha produktif yang berkelanjutan selain berjualan cilok. 

Mensos Risma juga berharap bantuan stimulus ini dapat menjadi menghasilkan tambahan untuk menutup biaya pengobatan Labib.

Pada kesempatan yang sama, Kemensos juga telah menggandeng Kitabisa.com untuk menggalang dana bagi pengobatan Labib. Total donasi mencapai Rp44.390.780 dari 1971 donatur dan telah diserahkan secara simbolis kepada kedua orang tua Labib.

Selain itu, Risma juga menawarkan kepada keluarga mereka untuk tinggal sementara di UPT Milik Kemensos di Jakarta selama proses pengobatan Labib.

"Awalnya gak mau tinggal di Sentra, saya bujuk. Karena terlalu jauh dari rumah, kasian anaknya, butuh waktu 3 jam untuk sampai ke RSCM saja. Tapi alhamdulillah setelah diberi pengertian, kedua orangtuanya menerima dan  sepakat untuk tinggal di Sentra," kata Mensos Risma.

Kepada media, Yuni menyampaikan bantuan ini sangat membantu keluarganya. Yuni juga akan terus berusaha dan berdoa selalu diberi sehat agar bisa terus mendampingi Labib. 

"Terima kasih  kepada Kemensos yang sudah membantu. Semoga semuanya dikasih sehat. Saya juga berdoa supaya saya dan suami diberi rezeki dan kesehatan supaya bisa rawat Labib, semua untuk Labib pokoknya," tutup Yuni di penghujung pertemuan.