BEKASI (20 September 2022) - Siapa sangka, jauh di ujung Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, tinggal seorang anak penderita tulang rapuh, bersama kedua orang tuanya, yang memiliki segudang rasa percaya diri dan semangat hidup yang tinggi. Semangatnya menginspirasi setiap mata yang memandang dan telinga yang mendengar.
Adalah Muhammad Gipar Nurhakim (8). Bocah yang didiagnosa menderita tulang rapuh sejak lahir itu, mungkin tak selincah anak-anak seusianya. Saat teman-temannya bisa berjalan dan berlarian, langkahnya justru terbatas. Kakinya tak memungkinkannya untuk melangkah. Dalam melakukan aktifitas sehari-hari, ia harus dibantu orang di sekitarnya.
Namun, hal ini, tak lantas memudarkan rasa percaya diri dalam dirinya. Anak satu-satunya dari pasangan suami istri Nanang Riana dan Nur Saadah itu, tak henti pancarkan aura riang dan ceria.
Bahkan, di tengah keterbatasannya, ia memiliki angan-angan menjadi seorang ustadz yang ingin diwujudkannya di kemudian hari. "Mimpinya jadi ustadz dari dulu. Ustadz itu suka dakwah, bisa ceramah," ucapnya yang membuat semua orang berdecak kagum.
Ya, di usianya yang baru duduk di bangku kelas 2 SD, ia mampu memahami dan menjawab setiap pertanyaan yang ditujukan kepadanya dengan berani dan lugas. Ia pun, lantas, menularkan semangat yang sama kepada anak-anak pada umumnya, dan anak-anak penderita penyakit serupa dirinya, pada khususnya.
"Semoga teman-teman semua diberi kesehatan, jangan patah semangat ya, jangan pantang menyerah, semangat terus," katanya optimis.
Semangat ini terasa tulus. Ketulusan itu juga terasa saat Gipar, sapaan akrabnya, mendoakan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang tengah mengunjunginya di Sentra Terpadu "Pangudi Luhur" di Bekasi, siang tadi (20/9).
"Ibu Menteri, semoga ibu diberikan kesehatan, dipanjangkan umurnya, dan ditambahkan rezekinya," ucapnya mendoakan Mensos Risma, yang diamini seisi ruangan.
Doa itu diucapkan Gipar usai dirinya menerima bantuan dari donatur senilai Rp106,6 juta untuk keperluan biaya penunjang pengobatan dan kebutuhan selama perawatan, serta bantuan mainan anak dari Kementerian Sosial. Bantuan diserahkan langsung Mensos Risma bersama perwakilan dari kitabisa.com di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi, Selasa (20/9).
"Alhamdulillah, hari ini, kita bisa mengantarkan bantuan dari orang-orang baik yang membantu, para donatur yang membantu melalui Kitabisa sebanyak tiga anak," ucapnya di hadapan awak media.
Menurutnya, bantuan itu dapat tersalur hari ini, berkat masyarakat dan rekan media yang mengangkat kasus akan penyakit yang diderita ketiga anak ini melalui media sosial hingga sampai ke telinga Mensos.
"Saya, atas nama Kementerian Sosial, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan media, rekan-rekan yang menggunakan media sosialnya untuk menginformasikan hal ini, yang memberikan kepeduliannya kepada anak-anak kita," kata Mensos.
Sejak kasusnya tersiar di media sosial, Gipar, segera mendapat penanganan dan pendampingan dari Sentra "Wyata Guna" di Bandung. Ia diberikan bantuan alat dan permainan untuk melatih keterampilan motorik tangannya. Bekerja sama dengan Pendamping Rehabilitasi Sosial, Kemensos pun memberikan dukungan psikososial kepada keluarga.
Adapun, ibunya, yang memiliki kemampuan dalam mengolah kreasi makanan, juga dibantu dengan dukungan usaha dagang, dalam bentuk pemesanan makanan dan minuman. Bentuk intervensi itu akan terus dipantau sejalan dengan perkembangan kesehatan Gipar dan perkembangan usaha ibunya. Tak hanya itu, keluarga Gipar juga tengah diupayakan untuk masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar mendapat bantuan regular dari Kemensos.
Selain Gipar, dua anak penderita penyakit berat lainnya, juga turut dihadirkan di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi guna menerima bantuan serupa dengan jumlah bervariasi.
Dua anak itu yakni Rita Octavia (11 bulan), bocah asal Cianjur yang menderita penggumpalan sumsum saraf belakang dengan diagnosa medis Hydrocephalus dan Azka Nazwan Al Islam (6), bocah asal Kota Depok yang menderita penyempitan otak dengan diagnosa medis Cerebral Palsy. Keduanya mendapat bantuan dari donatur melalui platform kitabisa.com sebesar Rp68 juta untuk Rita dan Rp75 juta untuk Azka.
Sementara itu, bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dari Kemensos, yang juga disalurkan untuk ketiganya berjumlah total Rp60 juta. Bantuan itu dikelola melalui tiga Sentra yaitu Sentra Terpadu "Pangudi Luhur" di Bekasi dengan besaran Rp27 juta, Sentra Terpadu "Inten Soeweno" di Cibinong dengan besaran Rp19 juta dan Sentra "Wyata Guna" di Bandung dengan besaran Rp13 juta. Bantuan itu meliputi nutrisi (madu, susu dan biskuit), kebutuhan dasar, kursi roda, mainan dan pakaian, hingga bantuan kewirausahaan.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Kementerian Sosial RI