JAKARTA
(10 September 2021) - Menteri Sosial Tri Rismaharini menyapa anak-anak
berhadapan dengan hukum di balai Handayani Jakarta. Kedatangan Mensos disambut
antusias.
Pada
kunjungannya tersebut, Mensos memberikan motivasi kepada anak-anak yang
memperoleh rehabilitasi karena berbagai sebab. Ia mengingatkan agar mereka
menata hidup lebih baik.
Mensos
mempertanyakan kepada mereka, jika hidup kita berkaitan dengan masalah dan
hukum, manusia akan kehilangan jatidirinya. Mensos juga meminta mereka
membayangkan resiko yang dihadapi, seperti terkena penyakit HIV/AIDS, atau
masuk penjara.
Mensos
mengajak mereka hidup lebih baik. "Bisakan kalian berubah? Bisakan kalian
berubah? Kalian pasti bisa,” kata Mensos di Balai Handayani Jakarta (10/09).
Mensos
menyakinkan kepada anak-anak bahwa tidak ada orang yang bodoh atau pintar, yang
ada hanya orang yang malas dan rajin. "Kalian merupakan kebanggaan Ibu,
apabila ada yang tanya kalian anak siapa? Jawab dengan lantang bahwa kalian
adalah anak saya, anak Ibu Risma,” kata Mensos.
Mensos
juga mengunjungi anak korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) RR (14),
anak perempuan asal Tasikmalaya dari keluarga tidak mampu. RR terpaksa
meninggalkan kampung halamannya karena desakan ekonomi keluarga. Lalu ia
ditawari bekerja oleh seseorang kafe di Bogor, namun kenyataannya ia dijual
oleh laki-laki anggota sindikat perdagangan orang.
RR
dipaksa melayani laki-laki dengan imbalan Rp300 ribu. Namun ia hanya menerima
Rp100 ribu, sisanya dipotong anggota sindikat. Di Balai Handayani kondisi
psikologisnya dipulihkan serta diberikan keterampilan kewirausahaan.
Saat
ini kondisi RR sudah lebih tenang dan telah mendapatkan beberapa treatment
kesehatan maupun psikososial.
Mensos
juga bertemu dengan dua anak lainnya yang merupakan anak korban jaringan
terorisme. Satu di antaranya merupakan korban sandera kelompok teroris Abu
Sayyaf.
Kepada
anak-anak kurang beruntung tersebut, Mensos membangkitkan rasa percaya diri
mereka agar sukses di kemudian hari. Untuk mereka yang tertarik dengan keahlian
tertentu seperti menjahit, Mensos mengarahkan mereka untuk dapat belajar dan
berusaha untuk mengasahnya.
"Ayo
yang tertarik dengan menjahit kita belajar jahit, kita usaha. Suatu saat kalau
kalian pintar, ibu akan sekolahkan kalian jadi perancang mode atau yang
lainnya," kata Mensos.
Diakhir
kunjungannya, Mensos menyambangi Sentra Kreasi Atensi (SKA) di Bambu Apus untuk
mencicipi kuliner yang ada. Mensos berharap bahwa SKA di Bambu Apus dapat terus
berkembang mengingat tempat yang cukup strategis dengan suasana yang nyaman.
Mensos
didampingi Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat, Direktur RSKP
Napza Victor Siahaan, Sekretaris Ditjen PFM Beni Sujanto, Kepala Balai Panasea
Isye Sri Rahayu, Kepala Balai Melati Romal Uli Sinaga, Kepala Balai Handayani
Hasrifah Musa.