CIMAHI (18 Juli 2024) – Di hadapan 62 peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) tingkat II Angkatan XXVII Tahun 2024, Menteri Sosial Tri Rismaharini menyebutkan pentingnya memiliki prinsip "Beyond the Limit" dalam melakukan transformasi kesejahteraan sosial, terutama bagi para pemimpin-pemimpin di daerah. Hal tersebut mengingat begitu besarnya peran pemimpin dalam memobilisasi sumber daya yang ada. Karena pada praktiknya, ada saja berbagai hal yang menuntut kepiawaian pemimpin dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi. 

"Jadi intinya bagaimana kita beyond the limit, bagaimana kita melampaui batasan dan jangan mudah menyerah. Itu yang saya lakukan," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini di hadapan 62 peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXVII Tahun 2024 saat dirinya menjadi narasumber di ruang Aula Utama Kampus BPSDM Jawa Barat, Kota Cimahi pada Kamis (18/7). Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Barat dengan tema "Strategi Inovasi untuk Transformasi Kesejahteraan Sosial". 

Pada kesempatan tersebut, Mensos Risma menjelaskan betapa pentingnya peran pemimpin dalam melakukan transformasi kesejahteraan sosial, terutama pada permasalahan kemiskinan. Melalui prinsip beyond the limit, maka tidak ada hal yang mustahil untuk diwujudkan. "Waktu saya pertama kali ditugasi menjadi Mensos, bukan hal mudah mengubah sistem di sana saat itu, tapi saya yakin bisa," ucap Mensos Risma seraya mengatakan tiga bulan setelah dilantik, Kemensos menjadi kementerian dengan kinerja terbaik. 

Lebih lanjut, Mensos Risma memaparkan dua strategi dalam transformasi kesejahteraan sosial yang mana hal ini sudah dipraktikannya di Kemensos. "Kita kurangi pengeluarannya dan kita tingkatkan pendapatan sehingga kapasitas keuangan mereka menjadi besar," jelas Mensos Risma yang pernah menjadi walikota terbaik dunia tahun 2014 versi Citymayors.com. Upaya mengurangi pengeluaran masyarakat miskin diterjemahkan Mensos Risma ke dalam berbagai program di antaranya pembangunan instalasi air bersih, Rumah Sejahtera Terpadu (RST), lumbung sosial, dan rumah susun murah. "Agar pengeluaran mereka berkurang, kami berikan program pemenuhan kebutuhan dasar," sambung Mensos Risma. 

Setelah pengeluaran dapat dikurangi, Mensos Risma kemudian melakukan upaya peningkatan pendapatan melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA). Program ini mengupayakan pemberdayaan ekonomi secara komprehensif, mulai dari hulu ke hilir. Hingga mampu mencetak 28.775 orang yang awalnya adalah para penerima bantuan sosial menjadi pengusaha mandiri. "Bahkan yang luar biasa, ada yang sehari pendapatannya Rp10 juta," ucap Mensos Risma kala memaparkan kisah sukses salah satu alumni program PENA, Kartini (37) asal Kab. Dompu, NTB dengan usaha warung makan lesehan "Oha Doku".

Di akhir sesi, Plh Kepala BPSDM Provinsi Jawa Barat, Yudi Kuncoro, mengapresiasi Mensos Risma atas capaian Kemensos sebagai salah satu institusi pemerintah yang aktif melakukan inovasi dalam kesejahteraan sosial. "Luar biasa, kita kedatangan narasumber yang sangat spesial, terima kasih banyak bu Risma," ucap Yudi disambut tepuk tangan meriah dari peserta yang hadir.