LUWU (11 Mei 2024) - Banjir bandang dan longsor yang terjadi sejak 3 Mei 2024 lalu sempat melumpuhkan belasan kecamatan di Kabupaten Luwu. Namun kini, keadaan berangsur pulih. Kendati masih banyak warga yang berada di pengungsian, sebagian warga sudah kembali ke kediaman masing-masing untuk membersihkan rumah dari sisa-sisa lumpur dan air yang menggenang.
Di balik keadaan yang mulai membaik, ada perjuangan para korban untuk sampai ke tempat aman. Contohnya Muliani (19), warga Dusun Gamaru, Desa Ulusalu, Kecamatan Latimojong ini harus berjalan kaki sejauh 15 km untuk menjangkau helikopter yang akan mengevakuasi ia dan bayinya ke Belopa. Upaya ibu muda ini tak mudah, sebab Muliani baru saja melahirkan caesar tiga bulan lalu. "Sambil menggendong bayi, kami berangkat subuh. khawatir kalau ada longsor susulan," cerita Muliani saat ditemui di tempat pengungsian Kementerian Sosial di kantor Bappeda Kabupaten Luwu (9/5).
Muliani yang ditemani suami dan ibunya mengaku lega sudah berada di tempat aman. "Alhamdulillah sudah sampai sini. Petugas dari Kemensos dan petugas kesehatan juga langsung membantu," kata Muliani. Kepada Muliani, Kementerian Sosial memberikan paket kids ware berisi perlengkapan bayi, susu, selimut dan sarung. Muliani menambahkan ia akan dijemput dan sementara akan tinggal di rumah keluarga di Desa Kadong-Kadong Kecamatan Bajo Barat.
Ditemui di tempat yang sama, Nursida (45) juga menceritakan kisahnya yang harus mengungsi akibat rumahnya terkena longsor. "Saat kejadian saya sudah tidur. Saat bangun jam 3 pagi rumah sudah penuh lumpur. Jalanan sudah menjadi sungai," kata Nursida. Banjir dan longsor saat itu terjadi Jumat (3/5) dini hari sekitar pukul 01.17. Nursida dan keluarganya sempat mengungsi ke rumah tetangganya yang luput dari banjir selama sepekan.
Ia terpaksa mengungsi karena akses ke rumahnya di Ulusalu terputus hingga menyulitkan proses evakuasi. Saat proses evakuasi sudah bisa dilakukan, Nursida bahkan tak sempat membawa barang apa pun. "Alhamdulillah sampai di tempat pengungsian saya mendapat berbagai bantuan dari Kemensos. Kesehatan kami diperiksa, kemudian diberi baju, sarung dan makanan. Kami sangat berterima kasih kepada Kemensos,” kata Nursida.
Sementara itu, di dapur umum Kementerian Sosial di Kecamatan Suli, Irma (45) mengaku sangat terbantu dengan adanya posko yang didirikan Kementerian Sosial. "Saya ke posko untuk mengambil makanan. Sudah beberapa hari tak bisa masak karena rumah masih penuh lumpur dan tak ada air bersih," kata Irma seraya mengatakan sangat terbantu dengan adanya dapur umum Kemensos yang didirikan bersama Tagana dan Dinas Sosial Kota Palopo di Kecamatan Suli. "Makanannya enak, Alhamdulillah. Setiap bungkus nasi, dilengkapi ayam, mie goreng atau sayuran. Pokoknya lengkap. Kami para pengungsi mengucapkan terima kasih kepada bapak-bapak yang bertugas di dapur umum,” kata Irma.