PASURUAN (16 Desember
2024) - Menteri Sosial Saifullah Yusuf menggugah
semangat kesetiakawanan sosial ribuan anak muda dan pilar-pilar sosial Kota
Pasuruan. Dalam penyampaiannya, Gus Ipul, sapaan akrab Mensos Saifullah Yusuf
mengatakan Pemerintah Indonesia memiliki cita-cita besar untuk membuat
masyarakat dapat tersenyum bahagia.
"Jadi tugas kita
agar bisa membuat masyarakat, terutama masyarakat yang kurang beruntung bisa
tersenyum," ucap Gus Ipul saat menghadiri puncak perayaan Hari
Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) Tahun 2024 Kota Pasuruan, bertempat di
GOR Kota Pasuruan, Minggu (15/12/2024) malam.
Gus Ipul mengatakan,
cita-cita besar tersebut merupakan arahan Presiden Prabowo kepada seluruh
jajarannya dan tentunya hanya dapat terwujud jika terjalin kolaborasi dan
solidaritas seluruh pihak.
"Maka kita bekerja
sama dengan pihak lain. Adanya solidaritas di sini supaya kita bisa membantu
berbuat baik kepada orang-orang yang membutuhkan," kata Gus Ipul di
hadapan ribuan pemuda-pemudi dan pilar sosial Kota Pasuruan yang memadati
tempat berlangsungnya kegiatan.
Menurut Gus Ipul, dalam
membangun solidaritas dan merajut kesetiakawanan sosial, Kemensos memiliki
pedoman yang mengatur arah kerja sehingga dapat terukur dan berdampak.
"Dalam membangun
solidaritas dan menebar kebaikan, inilah yang harus kita ingat, yaitu 12
PAS," kata Gus Ipul.
Di dalam konsep "12
PAS" tersebut berisi sasaran kinerja Kemensos yang terdiri dari anak
rentan, difabel, lansia telantar, masyarakat berpendapatan rendah, korban
bencana, afirmasi khusus pada komunitas adat terpencil, warga binaan, korban
kekerasan, korban NAPZA/AIDS, masyarakat bermasalah sosial, perempuan rentan,
dan fakir miskin.
"Cara kerja kita
sederhana, kita harus beri perlindungan, harus menghormati dan memenuhi hak-hak
dasar 12 PAS tersebut," ucap Gus Ipul.
Gus Ipul menyebutkan,
melalui program-program dan pendampingan yang dilakukan oleh Kemensos, serta
penguatan terhadap data, diharapkan dapat mengeluarkan masyarakat yang kurang
beruntung tadi menjadi orang-orang yang lebih sejahtera dan meningkat
kebahagiaannya.
"Supaya solidaritas
kita ini efektif dan tepat sasaran, tentu kita harus sama-sama memastikan
perbaikan data sehingga valid dan tepat sasaran," ucap Gus Ipul.
Dalam kesempatan
tersebut, Gus Ipul menyerahkan bantuan secara simbolis berupa bantuan sosial,
alat bantu bagi penyandang disabilitas, alat terapi disabilitas, dan bantuan
pemenuhan nutrisi.
Selain itu, Gus Ipul
turut menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Plt. Walikota Pasuruan, Adi
Wibowo. Bantuan yang diserahkan senilai Rp18,7 miliar. Bantuan itu merupakan
bantuan Kementerian Sosial untuk Kota Pasuruan yang disalurkan di tahun
2024.
Bantuan tersebut
mencakup berbagai program, antara lain program rehabilitasi sosial lanjut usia
senilai Rp720,2 juta, program rehabilitasi sosial anak senilai Rp1 miliar,
program rehabilitasi sosial korban bencana dan kedaruratan senilai Rp9,6 juta,
Program BPNT/Sembako senilai Rp3,61 miliar, Program Keluarga Harapan senilai
Rp12,95 miliar, bantuan ATENSI di Sentra Terpadu Soeharso Solo senilai Rp62,4
juta, dan bantuan ATENSI di Sentra Paramita Mataram senilai Rp338 juta.
Selain memberikan
bantuan, Menteri Sosial Saifullah Yusuf juga meresmikan Ruang Harapan Anak
Hebat Kota Pasuruan. Peresmian pusat penanganan penyandang disabilitas di Kota
Pasuruan tersebut menunjukkan komitmen Pemerintah Kota dalam mewujudkan hak-hak
penyandang disabilitas.
"Soal difabel, Kota
Pasuruan telah mencoba melakukan upaya-upaya dalam penghormatan hak penyandang
disabilitas dan melindungi dengan berbagai program-program, kemudian berupaya
untuk memenuhi kebutuhannya," ucap Gus Ipul, yang juga pernah menjabat
sebagai Walikota Pasuruan.
Salah satu penerima
manfaat yang mendapatkan alat bantu disabilitas dari Gus Ipul yaitu Safa (10)
bersama ibunya, Asiah (49) warga Kelurahan Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo,
Kota Pasuruan, Jawa Timur.
Safa telah mengalami
kelumpuhan sejak usia tiga tahun. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, Safa
harus dibantu oleh ibunya. Ayah Safa, yaitu Munir (50) bekerja sebagai nelayan
yang pendapatan hariannya hanya sebesar Rp25 ribu. Sedangkan Asiah terpaksa
tidak dapat membantu perekonomian keluarga karena harus merawat Safa di
rumah.
"Sudah pernah
dibawa berobat tapi belum sembuh," kata Asiah seraya mengatakan Kemensos
melalui Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta akan segera memberikan
layanan terapi kepada anaknya.
Selain mendapatkan
terapi di Sentra Terpadu, Safa juga mendapatkan bantuan berupa kursi roda
standar dan pemenuhan nutrisi dari Kemensos.
"Rasanya senang
sekali, terima kasih kepada bapak Menteri Sosial," ucap Asiah.
Dengan adanya bantuan
dari Kemensos tersebut, Asiah merasa sangat terbantu dalam merawat Safa ke
depannya