JAKARTA (21 Desember 2022) - Pemerintah melalui Kementerian Sosial memberikan penghargaan kepada para mitra strategis. Mereka dinilai konsisten dan memberikan kontribusi penting dalam penanganan bencana, seperti Gempa Cianjur dan Erupsi Gunung Semeru.

Para mitra tersebut yakni Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih SCTV Indosiar, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas dan Yayasan Wings Peduli. Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Rabu (21/12).

Dalam sambutannya, Mensos menyatakan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri mengatasi berbagai tantangan sosial. Sinergitas dengan berbagai pihak penting diperkuat, sejalan dengan tingginya kejadian bencana di tanah air.

"Kita sering menghadapi berbagai bencana. Untuk para pengungsi, mereka membutuhkan berbagai bantuan, seperti permakanan ataupun rehabilitas rumah rusak. Di sinilah diperlukan dukungan dari berbagai pihak," kata Mensos. 

Ia menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada ketiga pihak yang telah membantu dalam berbagai kesempatan. "Jadi, saya sangat maturnuwun (terima kasih) sekali karena secara konsisten, Kompas, SCTV dan Wings, kalau kami ada musibah, selalu ada bersama kami sehingga kami merasa dari Kemensos tidak sendiri," ujar Risma.

Mensos Risma menjelaskan rentetan bencana yang terjadi membutuhkan penanganan cepat, termasuk kesiapan dana bantuan yang dibutuhkan. Sementara, pengelolaan anggaran negara tidak serta merta dapat mendukung setiap kondisi. 

Kemensos perlu melakukan efisiensi penggunaan anggaran agar anggaran yang ada dapat terus mendukung penanganan bencana. Salah satu upayanya adalah dengan mendesain sendiri tenda pengungsian agar lebih menekan biaya. Hasilnya, semua harga logistik bantuan bisa turun.

"Tapi, bencana tidak berhenti. Kemarin, saya sudah takut, kita masih menyelesaikan Cianjur dulu selesai. Tiba-tiba ada gempa yang magnitudonya tinggi di Garut. Alhamdulilah, tidak berdampak besar," katanya.

Mengenai upaya Kemensos dalam proses penanganan pengungsi akibat gempa Cianjur, Mensos Risma memastikan pengerahan petugas Kemensos tiap harinya mencapai rata-rata 1.600 orang. Ada juga bantuan dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang mencapai 450-500 orang dari Pulau Jawa, maupun dari luar Jawa.
 
"Tenaga kami juga terbatas. Saya lagi pikirkan bagaimana untuk kelanjutannya," ungkap Risma.

Lebih lanjut, Risma menjelaskan proses rehabilitasi rumah rusak akibat gempa Cianjur saat ini tengah berlangsung. Ditargetkan, sebanyak 8 ribu unit rumah dapat dibangun hingga Lebaran 2023. Namun, di sisi lain, masih ada sekitar 76 ribu pengungsi yang masih bertahan di sejumlah lokasi pengungsian.

"Itu sudah berkurang. Mereka sudah banyak yang pulang, meski rumahnya mungkin masih ada kerusakan-kerusakan. Tapi, 76 ribu itu mungkin tidak ada pilihan lain sehingga mereka masih berada di tenda pengungsian," katanya.

Untuk bisa lepas dari pengungsian, Mensos Risma memastikan upaya pemberdayaan lewat pelatihan-pelatihan. Diharapkan, perlahan-lahan, masyarakat korban gempa Cianjur bisa cepat mandiri dan beraktifitas secara ekonomi.

"Sekali lagi, saya berterima kasih bapak-ibu sekalian telah membantu meringankan beban masyarakat melalui kami. Mudah-mudahan sekali lagi, bapak-ibu sekalian terus berkenan membantu saudara-saudara kita," katanya penuh harap.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI