JAKARTA (23 September 2021) – Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajak mahasiwa untuk terus mempertajam kemampuan analisis terhadap perkembangan di sekitarnya. Di era kemajuan teknologi, Mensos berharap mahasiswa mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada agar semakin besar peluang kesempatan ikut menyelesaikan tantangan bangsa.

“Manfaatkan waktu dengan baik. Termasuk dengan upaya serius menguasai kemajuan teknologi dan mengembangkan kolaborasi. Jika kalian bisa menguasai teknologi dan memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin,” kata Mensos dalam acara webinar DACON 2021 The Global Impact of Covid-19 Pandemic: Action and Future Recommendations, di Jakarta, Kamis (23/9).

Dalam kesempatan  tersebut, Mensos memberikan motivasi kepada mahasiswa, untuk memupuk sikap optimistis. Hal sama dilakukan Mensos baik pada saat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya maupun saat ini sebagai Menteri Sosial. Terhadap penyandang disabilitas, Mensos melihat mereka sosok yang bisa bergerak, mandiri dan produktif.

“Siapa bilang mereka tidak bisa bergerak? Setelah kita berikan alat ungkit, mereka bisa berpartisipasi, memaksimalkan peran mereka,” ujarnya. Kepada penyandang disabilitas Mensos memberikan alat ungkit berupa bantuan berupa motor roda tiga untuk usaha, kursi roda elektrik, kursi roda adaptif, dan kursi roda multiguna. 

“Kami bisa merubah anak disabilitas menjadi bisa bergerak,” katanya. Bantuan alat ungkit merupakan buah dari kolaborasi dengan sejumlah pihak dan melibatkan sentuhan teknologi. “Itulah pentingnya bisa berkolaborasi,” kata Risma.

Menemukan mitra kolaborasi dan bekerja tekun mempelajari, menguasai dan memanfaatkan teknologi merupakan bagian dari proses belajar yang penting dilakukan mahasiswa. Kemensos akan membantu mahasiswa agar memiliki kemampuan tersebut melalui Program Pejuang Muda. 

Dengan program tersebut, Mensos yakin mahasiswa bisa ‘membaca’ masa depan agar tetap survive dalam kondisi apapun. Ia juga berharap, generasi muda bisa turut berkontribusi terhadap penyelesaian masalah bangsa, termasuk agenda penanganan kemiskinan. 

“Melalui kemampuan berpikir analitis permasalahan sosial akan dapat terselesaikan. Mahasiswa bisa menganalisa kemiskinan sebagai dampak pandemi dan struktural, lalu menemukan solusinya," ia menambahkan.

Dalam kesempatan tersebut, Mensos memaparkan rencana melatih mahasiswa menjadi entrepreneur muda dan terjun langsung ke masyarakat melalui Program Pejuang Muda. Mensos mengatakan, program tersebut hasil kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Tenologi Pendidikan Tinggi (Kemendikbud Ristekdikti) dan Kementerian Agama. 

Untuk mengikuti Program Pejuang Muda, mahasiswa harus sudah menempuh semester 5 ke atas, dan memperoleh 20 Sistem Kredit Semester (SKS) Program Pejuang Muda.“Kami akan pimpin mereka satu semester bekerja sama Kemnedikbud Ristekdikti dan Kemenag, melatih sejak dini mahasiswa diterjunkan langsung ke masyarakat,” katanya.

Ia berharap para mahasiswa bisa belajar di saat kondisi terpuruk, serta dapat menganalisa, bangkit dari keterpurukan. 

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI