JAKARTA (19 Januari 2022) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengunjungi rumah singgah Respek Peduli di kawasan Jakarta Utara. Di sini, merupakan tempat penampungan sementara bagi pasien anak yang tengah menjalani pengobatan.
Data per kemarin (18/01), terdapat 9 anak yang rata-rata berusia di bawah 5 tahun (balita) yang ditampung di rumah singgah. Mereka datang dari berbagai kota, seperti Lampung, Banten, Batam, dan Pandeglang.
Tiba sore hari, Mensos menyapa anak-anak yang tengah didampingi ibu dan kerabat mereka masing-masing. Sambil membagikan bantuan dan mainan, Mensos memberikan semangat kepada anak-anak yang tengah berjuang melawan berbagai jenis penyakit.
“Ibu tahu kalian sedang berjuang melawan sakit ya. Tapi harus tetap bergembira dan semangat ya,” kata Mensos yang hadir didampingi Dirjen Pemberdayaan Sosial Edi Suharto, Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kanya Eka Santi, dan Direktur Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial (PSDBS) Salahuddin Yahya di lokasi rumah singgah di kawasan Sunter, Jakarta Utara (18/01).
Dalam kesempatan tersebut Mensos menyerahkan bantuan berupa 3 unit laptop (untuk tiga anak), satu unit telepon selular (untuk satu anak), uang tunai Rp100 juta (untuk 10 orang), satu unit sepeda (satu orang), dan uang tunai untuk rumah singgah Rp50 juta. Sehingga total bantuan uang senilai Rp150 juta dari Direktorat PSDBS. Kemudian diserahkan juga bantuan berupa bahan pokok dari Balai Galih Pakuan dan Balai Panasea.
Kepada pengelola Yayasan Respek Peduli Indonesia (YRPI), Mensos membuka diri untuk memberikan bantuan lainnya. “Tadi dalam pembicaraan, di antaranya mereka memerlukan ambulans. Saya siap bantu. Ambulans kita siapkan di Kemensos. nanti kalau sewaktu-waktu mereka membutuhkan, bisa menghubungi kami. Sebab kalau menyewa sendiri cukup mahal,” katanya.
Kunjungan Mensos ke rumah singgah, merupakan bentuk perhatian dan dukungan moril kepada anak-anak yang tengah berjuang melawan penyakit. Selain itu, kunjungan Mensos juga merupakan bentuk apresiasi kepada para relawan di seluruh tanah air yang berjuang tanpa pamrih untuk membantu sesama.
Mensos menyatakan, masalah sosial yang dihadapi bangsa kita sangat kompleks. Negara tidak bisa bekerja sendiri mengatasi berbagai masalah.
“Negara perlu bersinergi dengan berbagai kekuatan di tengah-tempat masyarakat. Keterlibatan dan inisiatif yang sudah dilakukan oleh YRPI ini perlu menjadi inspirasi bagi masyarakat luas,” katanya.
Kepada media, Mensos menyatakan, kehadirannya tidak lepas dari informasi yang dimuat media terkait salah satu anak penghuni rumah singgah, yakni Aulia Alfina Febriyanti (13). Warga Komplek Narimbang Baru, Kelurahan Cijoro Pasir, Kecamatan Rangkasbitung, Lebak, Banten, ini didiagnosis menderita gagal ginjal.
Saat berjumpa Aulia, Mensos berpesan agar siswi Kelas 2 MTsN 1 Rangkasbitung itu, untuk terus bersemangat. “Aulia harus terus bergembira ya. Jangan sedih, ya sayang,” katanya. Aulia yang berdiri di samping Mensos, mengiyakan dan tampak tersenyum. “Siap bunda,” katanya.
Rumah singgah ini dikelola oleh YRPI. Organisasi nirlaba ini menyediakan rumah singgah gratis untuk pasien anak yang sakit dan keluarga pasien dari luar Jakarta. Mereka bisa tinggal sementara selama masa pengobatan di rumah sakit yang menjadi rujukan nasional di Jakarta, misalnya Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Rumah Sakit Pusat AD (RSPAD) Gatot Soebroto.
Fasilitas ini diberikan untuk meringankan beban keluarga pasien dalam biaya operasional selama tinggal untuk berobat di rumah sakit rujukan yang jauh dari tempat kota asal mereka.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI