JAKARTA (11 November 2024) - Menteri Sosial Saifullah Yusuf menilai kerja sama kementerian sosial (Kemensos) dengan Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem dan rentan relevan dengan kondisi saat ini. Ke depan Kemensos bersama BP Taskin akan langsung berdialog dengan kelompok masyarakat tersebut.
"Jadi akan kita coba di beberapa titik. Hasilnya kita matangkan di 2025," kata Saifullah usai rapat dengan BP Taskin di kantor Kemensos, Jakarta, Senin (11/11/2024).
Saifullah menjelaskan, kelompok masyarakat miskin terdiri dari miskin ekstrem, miskin dan rentan. Ia ingin agar warga miskin ekstrem bisa naik statusnya menjadi miskin, warga miskin menjadi rentan,dan kelompok rentan naik kelas menjadi stabil.
"Ini yang sedang didiskusikan dengan beberapa simulasi, skema. Nanti tentu bekerja sama dengan kementerian yang lain. Nanti beliau yang akan menindaklanjuti dengan kementerian-kementerian yang lain," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko mengatakan BP Taskin dan Kemensos menyepakati dua pendekatan dalam kerja sama ini. Pertama, penciptaan lapangan kerja. Kedua, penciptaan ekosistem bisnis baru yang membuat masyarakat bisa bertahan.
"Kalau mau mereka dipekerjakan kembali atau sekadar dikasih modal untuk bisnis seperti dulu, ada tantangan baru, bagaimana ekosistem bisnis baru juga fit dengan tantangan digitalisasi dan robotisasi yang ada, bagian itu akan kita omongkan dengan Kementerian Industri, Komdigi, Kemenaker," kata Budiman.
Menurut Budiman, adanya putus hubungan kerja hingga tutupnya perusahaan bukan sekadar ada gejolak tapi juga karena digitalisasi dan robotisasi. Karena itu, pengentasan kemiskinan memerlukan ekosistem yang tidak rentan terhadap digitalisasi.
"Misalnya ada beberapa sektor yang menurut saya selalu kekurangan. Sektor perawat, kesehatan, dan pendidikan. Jadi itu sektor yang selalu kekurangan tenaga kerja, jadi kita akan prioritaskan kepada sektor-sektor yang selalu kurang suplai tenaga kerja," ujar Budiman.
Ia menambahkan ekosistem yang dibentuk diharapkan tak mudah tumbang. Sebab, ia tak ingin mengentaskan kemiskinan seperti cara kerja aspirin.
"Karena kita tidak ingin kasih obat aspirin, sembuh sebentar dari rasa miskinnya terus jatuh lagi. Nggak, kita ingin yang sustainable karena perintah Pak Prabowo, kita ingin menambah kelas menengah baru," kata Budiman.