JAKARTA (11 Maret 2020) - Menteri Sosial Juliari P. Batubara menyatakan keprihatinannya terhadap berbagai kejadian kekerasan yang melibatkan anak. Hampir setiap saat atau setiap hari, media mengabarkan berbagai kasus kekerasan anak, baik anak sebagai pelaku ataupun sebagai korban.

 

Yang terakhir dan sedang hangat menjadi pemberitaan adalah kasus seorang remaja putri di Sawah Besar, Jakarta Pusat, yang membunuh balita anak tetangganya dengan sadis. Informasi yang diungkap kepolisian menunjukkan, pelaku yang merupakan siswi SMP ini membunuh karena terinspirasi tayangan film di televisi.

 

Hari ini, Mensos meluncur menuju ke kawasan Sawah Besar, menyambangi kediaman orangtua balita korban pembunuhan. Atas nama pemerintah, Mensos menyampaikan bela sungkawa atas musibah dialami korban.

 

“Semoga bapak-ibu bisa tabah menjalani cobaan ini. Dalam kesepatan ini, Kemensos menyampaikan sedikit santunan semoga membantu meringankan sebagian beban bapak-ibu. Saya juga menyerukan agar kita semua mengambil peran menghentikan kekerasan terhadap anak,” kata Mensos dalam kunjungannya ke kediaman orangtua balita korban pembunuhan, di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu (11/03/2020).

 

Didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat dan Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kanya Eka Santi, Mensos Juliari menyampaikan bela sungkawa kepada orangtua korban. Mensos juga memberikan motivasi dan nasehat, agar pasangan suami istri ini tetap tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan.

Dalam kesempatan ini, Ari – panggilan akrab Mensos, menyerahkan santunan sebesar Rp15 juta kepada orangtua korban. Selain itu, Kemensos juga mengirimkan tim LDP yang akan membantu memberikan terapi psikologis kepada orangtua korban.

 

Sejak kejadian ini terkuat ke tengah-tengah publik, Kementerian Sosial sudah bergerak cepat dengan mengirimkan dua orang Sakti Peksos untuk melakukan pendampingan mengingat pelaku tergolong anak-anak. Kemensos juga menurunkan tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) kepada orangtua korban untuk memberikan terapi psikologis.

 

Kejadian ini membuat Mensos prihatin. “Ya dalam kasus ini kan pelaku masih anak-anak. Masih labil. Saya kira harapan saya kepada semua orangtua, peran kita ini sebagai orangtua sangat penting. Mendampingi dan mengawasi aktivitas anak-anak kita. Lebih-lebih, era gadget ini kan pengaruhnya sangat kuat,” kata ayah dua anak ini.

 

Dalam kasus ini, Mensos Juliari mendengar pelaku terinspirasi oleh tayangan film. Artinya ini ada pengaruh luar yang tidak terfilter dan berdampak negatif terhadap anak. Berbagai macam pengaruh eksternal kini banyak ditemukan dan sebagian berdampak kurang baik bagi perkembangan anak.

 

Mensos menyerukan kepada semua pihak, baik itu orangtua, pendidik, tokoh masyarakat, media massa, dan semua elemen masyarakat, agar sama-sama memperkuat perannya masing-masing, melindungi dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk anak-anak.

 

“Penting orangtua dan keluarga tentu paling penting. Karena orangtua kan punya peran sebagai pengasuh dan pendidik, memberikan perlindungan, kasih sayang, suasana yang nyaman dan aman bagi tumbuh kembang anak. Kasih sayang dan perhatian yang memadai, bisa mengimbangi atau mencegah dampak buruk dari lingkungan sekitar,” kata mantan Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat ini.

 

Salah satu tugas dan fungsi Kementerian Sosial adalah dalam rehabilitasi terhadap anak yang berhadapan dengan hukum. Dalam tugasnya memberikan layanan rehabilitasi anak, Kemensos memiliki Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak dan sejumlah balai rehabsos anak di berbagai wilayah di tanah air.

 

 

Biro Hubungan Masyarakat

Kementerian Sosial RI