KUPANG (8 Agustus 2024) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengingatkan calon pekerja migran cermat dan berhati-hati agar tidak menjadi korban perdagangan orang. Hal ini disampaikan Mensos Risma dihadapan 18 korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Mensos Risma berharap mereka bisa kritis dan banyak bertanya mencari informasi mengenai segala macam persyaratan dan konsekuensi bekerja di luar negeri. Langkah ini penting agar terhindar dari penipuan praktik-praktik ilegal. Pada kunjungannya di Sentra Efata Kupang pada Kamis (8/8/2024), Mensos Risma juga menghimbau para korban TPPO tersebut untuk tidak tergiur dengan besaran gaji saja. 

"Jika kalian ingin bekerja di luar negeri, tolonglah banyak bertanya dulu. Jika kalian dilarang untuk bertanya ke orang lain, maka patut dicurigai agen penyalur tersebut," kata Mensos Risma saat berdialog dengan ke-18 wanita korban TPPO yang hadir di aula Sentra Efata Kupang. 

Lebih lanjut, Mensos Risma menerangkan banyak yang harus dipertimbangkan dalam menjadi calon pekerja migran. Pemahaman akan persyaratan menjadi calon pekerja migran serta hak dan kewajiban saat bisa bekerja di luar negeri menjadi modal utama agar terhindar dari TPPO. Selain itu, Mensos Risma juga berharap para calon pekerja migran ini mempertimbangkan risiko meninggalkan sanak keluarga di kampung halaman.

Henderina Migu adalah salah satu dari 18 korban TPPO yang ditemui Mensos Risma. Gadis belia berusia 17 tahun asal Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut memiliki mimpi untuk bekerja sekaligus melanjutkan pendidikan di bangku kuliah. "Saya ingin bekerja ke luar negeri karena ingin membantu keluarga dan ingin kuliah," ungkap Henderina.

Mensos Risma memuji tekad dan cita-cita Henderina tersebut. Akan tetapi Mensos Risma mengingatkan Henderina bahwa mimpi itu akan sulit dicapai jika menjadi pekerja migran melalui jalur ilegal. Ada jalan lain agar tetap bisa mengenyam bangku pendidikan, misalnya saja mencari beasiswa. "Bagus mimpimu tinggi, tapi kamu harus banyak bertanya bagaimana caranya. Salah satunya dengan mencari beasiswa, apalagi jika kamu pandai," ungkap Mensos Risma.

Dalam dialog yang diwarnai isak tangis para korban TPPO tersebut, Mensos Risma juga memberikan secercah harapan bagi mereka. Mensos Risma akan membentuk tim asesmen untuk merinci permasalahan sekaligus mencari solusi bagi 18 korban TPPO tersebut sekaligus sanak saudaranya yang masih membutuhkan bantuan. Tim tersebut nantinya akan bertugas untuk mengasesmen kesulitan yang ditemui dan melihat kebutuhan masing-masing dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan untuk memberikan bantuan yang sesuai.