JAKARTA (11 MEI 2022) - Menteri Sosial Tri Rismaharini menemui tiga bocah yang menderita penyakit serius yakni Karina Putri Denias (10 bulan), M. Parhan Kulyubi (3 tahun), dan Fransiska Junita Priscilla (24 tahun). Denias mengidap penyakit atresia bilier sejak usia 3 bulan. Sementara Parhan mengidap hidrosefalus (penyakit otak akut) dan Fransiska menderita cerebral palsy (lumpuh otak).
Mensos mengunjungi mereka di lokasi yang terpisah. Denias dan Parhan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM), Jakarta. Sementara Fransiska, ditemui Mensos di kediamannya di Perumahan Duta Kranji, Kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos menyatakan, Kemensos membantu anak-anak tersebut berjuang melawan penyakit. Namun dengan proses penyembuhan yang membutuhkan waktu tidak sebentar, anggaran Kemensos tidak desain untuk bisa membantu selama tindakan medis dilakukan.
Untuk itu, Kemensos menggandeng platform penggalangan dana berbasis digital, yakni kitabisa.com. “Kalau dengan anggaran Kemensos tidak bisa terus menerus membantu. Oleh karena itu, saya bersama kitabisa.com membantu adik-adik kita tadi yang mengidap penyakit berat. Saya mengucapkan terima kasih kepada para dermawan dan orang baik yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk membantu mereka,” kata Mensos di RSCM Jakarta (11/05).
Kepada orangtua anak-anak tersebut, Mensos memberikan motivasi. Agar mereka tetap tegar, tidak pantang menyerah dan rajin memeriksakan kesehatan anaknya ke rumah sakit. Dalam kesempatan tersebut, CEO kitabisa.com Alfatih Timur menyatakan, bantuan terhadap tiga anak tersebut dilakukan dengan berkoordinasi dengan Kemensos. “Kitabisa.com menyalurkan donasi sebesar Rp474.236.963 untuk Denias dan Rp83.627.512 untuk Parhan,” kata Timi -- panggilan Alfatih.
Derita yang dialami anak-anak tersebut cukup berat. Denias dilahirkan secara normal. Namun pada usia 3 bulan, ia didiagnosa mengalami gangguan aliran cairan empedu. Cairan empedu terakumulasi di dalam hati. Ia pernah mendapatkan perawatan di RSCM pada Januari 2022 dan RS Hermina Karawang, Maret dengan menggunakan BPJS Mandiri.
Denias tinggal bersama ibunya, Suryani Triwidia Ningsih, di rumah dengan ukuran kurang lebih 5x10 meter di Dusun Baktijaya, Desa. Batujaya, Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang. Sehari-hari, Suryani seorang ibu rumah tangga, sementara ayahnya, Deni adalah pekerja cuci mobil yang tinggal mengontrak di Jakarta.
Di RSCM, Denias melakukan persiapan operasi cangkok hati, menunggu kondisi anak stabil. Dokter telah memasang selang untuk mengeluarkan cairan di perutnya.
Kemudian Parhan, lahir dalam kondisi normal dan sehat. Namun sejak usia 5 bulan terlihat ada benjolan di hidung. Parhan sering mengalami demam dan muntah. Ia berada dalam asuhan ibunya, Rosita dan kakaknya, sejak ayahnya meninggalkan mereka tanpa kabar.
Rosita bekerja serabutan mulai dari menjadi tukang ojek sampai tukang cuci mobil dan motor dengan upah Rp30.000/hari.Dengan penghasilan tidak menentu, penanganan terhadap penyakit Parhan tidak memadai. Mensos telah berkunjung ke kediaman Parhan di Kecamatan Pabuaran, Sukabumi, Januari lalu.
Untuk Fransisca, telah didiagnosis menderita kelumpuhan otak sejak usia 2,5 bulan. Ibunya, Irene banting tulang menghidupi dan merawat Sisca seorang diri, setelah suaminya pergi. Selain ketiga anak tersebut, Kemensos juga memberikan asessmen untuk Almahyra Khawla Rachma (9 bulan). Bocah asal Malang, Jawa Timur ini, didiagnosis menderita obstruksi bilier (penyumbatan saluran empedu).
Kepada jajarannya, Mensos sudah menginstruksikan agar anak-anak tersebut mendapatkan penanganan sebaik mungkin. Atas arahan Mensos, melalui Sentra Phala Martha Sukabumi, Kemensos telah memberikan bantuan Atensi kepada Rosita, ibunda Parhan.
Yakni, dukungan pemenuhan hidup layak yang terdiri atas beras, telur, minyak, kecap, tepung terigu, kacang hijau, gula merah, susu, biskuit, makanan ringan, kasur, selimut, bantal, dan mainan anak.
Sentra Phala Martha juga memberikan dukungan psikososial kepada Rosita agar tetap semangat. “Kami akan beri bantuan sosial PKH dan BPNT untuk orangtua Parhan. Kemudian, diberi modal usaha warung,” kata Mensos Risma.
Kepada Denias, Tim Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi melaksanakan pendampingan rujukan ke Rumah Sakit Hermina Karawang bersama Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), aparat Desa Batujaya dan Dinas Sosial Kabupaten Karawang. “Sentra juga memberikan motivasi kepada Suryani agar selalu optimistis dan rajin dalam melakukan pemeriksaan Denias ke rumah sakit,” kata Mensos.
Kemensos juga memberikan bantuan ATENSI berupa kebutuhan nutrisi untuk ibu dan anak (susu, biskuit bayi, bubur bayi, kurma, madu, kacang kacangan), kebutuhan perawatan diri bagi anak (sabun, sampo, bedak, baby oil, minyak telon, pampers, tisu basah, tisu kering, handuk, pakaian, jaket, topi, kaos kaki), mainan serta stroller.
Untuk menggerakkan ekonomi, Kemensos memberikan bantuan kewirausahaan kepada Suryani berupa warung sosis bakar/goreng, sembako dan kebutuhan sehari – hari. Sedangkan suami Suryani, Deni, tetap melaksanakan pekerjaannya di Jakarta. Bantuan lain berupa biaya transportasi dan akomodasi selama perawatan di Rumah Sakit.
Kepada Fransisca, Kemensos menyalurkan bantuan ATENSI berupa bantuan kewirausahan untuk Irene dan bantuan terapi dan pengobatan untuk Fransisca dengan total sebanyak Rp17.242.511.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI