JAKARTA (3 Desember 2021) - Menteri Sosial Tri Rismaharini memastikan keberpihakan kepada penyandang disabilitas. Dalam interaksi dengan penyandang disabilitas rungu Stefanus dalam rangkaian Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI), Mensos memastikan berniat tulus. Maka Mensos merangkul Stefanus.
Mensos bermaksud memastikan alat bantu dengar berfungsi baik. Di lain pihak, Mensos mendorong mereka memaksimalkan kemampuan telinganya, dan mulutnya. Mensos tidak ingin mereka menyerah.
Mensos meminta mereka memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas rungu untuk mencoba merespon komunikasi. "Saya ingin memastikan bahwa alat bantu dengar itu berfungsi dengan baik. Karena kalau dia tidak bisa merespon, itu bisa merugikan dia," kata Mensos dalam pertemuan dengan media di ruang kerjanya (02/12).
Kepada media Mensos secara terbuka menyatakan punya pengalaman yang sangat memprihatinkan, saat menjadi Wali Kota Surabaya. Mensos menyatakan, ada disabilitas rungu yang tertabrak kereta api. Dan ada juga yang harus kehilangan jiwa karena bencana.
"Ini pengalaman sangat memukul saya. Saya hanya ingin memastikan mereka bisa menyampaikan pesan dengan berbagai cara. Mereka harus bisa bereaksi terhadap lingkungannya khususnya bila itu membahayakan jiwa dan kehormatannya. Apakah dengan suara, gerakan tangan, atau alat bantu yang mereka kenakan," kata Mensos
Bagi Mensos, respon penyandang disabilitas dalam hal ini penyandang disabilitas rungu, terhadap lingkungan tersebut sangat penting. Sebab, berdasarkan pengalaman di atas, ada saja hal-hal tak terduga.
Dalam perbincangan sore yang berlangsung hangat dengan media, Mensos menekankan pentingnya bagi penyandang disabilitas, termasuk rungu, untuk punya self defense . Dalam kondisi tertentu, mereka harus bisa mengatasi sendiri apa yang mereka hadapi karena tidak selamanya, lingkungan dimana mereka berada ramah terhadap mereka.
"Dalam kesempatan tersebut, saya meminta mereka mencoba bersuara. Bagi sebagian penyandang disabilitas rungu, bersuara bukan pekerjaan mudah. Nah, saya meminta mereka, meminta lho ya -- agar mereka bisa strive beyond the limit ," kata Mensos didampingi Sekjen Harry Hikmat dan Staf Khusus Menteri Don Rozano.
Mensos memastikan tidak ada niat apapun terhadap penyandang disabilitas. Mensos menyatakan telah mendedikasikan arah kebijakan Kementerian Sosial untuk memperkuat dukungan terhadap penyandang disabilitas.
"Saya telah mengeluarkan kebijakan untuk tidak ada pembangunan gedung. Anggaran dialihkan untuk inovasi alat bantu buat mereka. Itu tidak mudah lho. Lama prosesnya," katanya.
Kemensos sendiri telah mengambil langkah-langkah nyata dalam penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. Melalui Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI), Kemensos telah menyiapkan layanan untuk penyandang disabilitas berjalan terintegrasi. Program ATENSI memberikan layanan berbasis keluarga, komunitas dan residensial yang terintegrasi dengan layanan dasar baik program di Kemensos maupun program kementerian/lembaga lainnya.
Malam hari kemarin, Kemensos menggelar Lelang Pameran Lukisan Karya Penyandang Disabilitas di Gedung Aneka Bhakti, Kementerian Sosial RI, Kamis (2/12). Dalam kesempatan ini Mensos Risma juga bercengkrama dan menyapa para penyandang disabilitas yang ikut hadir, termasuk Gading – penyandang disabilitas asal Pekalongan yang dibantu motor roda tiga.
Suasana sedikit haru ketika Mensos Risma memotivasi para penyandang disabilitas dan juga meminta masyarakat untuk terus peka terhadap hak-hak penyandang disabilitas.
Dari lelang ini, lukisan yang terjual sebanyak 42 lukisan dengan total hasil penjualan Rp358.750.000; yang uangnya diserahkan kepada masing-masing seniman lukisan. Lelang dihadiri oleh jajaran Eselon 1 Kemensos RI, undangan yang berasal dari stakeholder dan para penyandang disabilitas yang mengikuti pameran lukisan.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI