JAKARTA (14 November 2019) - Menteri
Sosial Juliari P. Batubara menerima kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Nadiem Makarim, hari ini. Pertemuan terutama untuk menyolidkan
koordinasi kedua kementerian, selain juga untuk meningkatkan kerja sama
pengelolaan data untuk mendukung program bantuan bagi warga pra-sejahtera.
“Intinya,
ini sebagai pertemuan awal untuk meningkatkan sinergi ke depan. Sesuai arahan
Presiden, para menteri agar dapat bekerja dalam satu tim, tidak
sendiri-sendiri. Selain itu, kami juga mengkoordinasikan berbagai hal termasuk
terkait penggunaan data,” kata Mensos, di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta,
Kamis (14/11/2019).
Hadir
mendampingi Mensos, Sekretaris Jenderal Hartono Laras, Dirjen Perlindungan dan
Jaminan Sosial Harry Hikmat, Staf Ahli Menteri Bidang Aksesibitas Sosial Sonny
W Manalu, Kepala Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Said Mirza
Pahlevi dan Kepala Biro Perencanaan Adhy Karyono.
Selain
sebagai interaksi awal, kata Mensos, pertemuan ini juga dalam rangka
mengimplementasikan visi Presiden Joko Wdodo yakni membangun Sumber Daya
Manusia (SDM) unggul dan Indonesia maju.
Untuk
memperkuat pelaksananannya, kata Mensos, program ini perlu didukung dengan
basis data terpercaya. “Dalam hal ini, Kementerian Sosial kan menjadi leading
sector untuk menyediakan basis data bagi semua program yang terkait agenda
pembangunan kesejahteraan sosial,” kata Mensos.
Di
kedua kementerian masing-masing memiliki program meningkatkan kesejahteraan
warga pra-sejahtera. Di Kemendikbud, dikenal dengan program Kartu Indonesia
Pintar (KIP), yang membantu warga pra-sejahtera mengakses pendidikan. Di
Kementerian Sosial dikenal dengan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT).
Bantuan
sosial (bansos) PKH memiliki keterkaitan erat dengan program KIP. Dimana dalam
PKH terdapat beberapa komponen seperti anak SD, SMP, dan SMA yang menjadi
sasaran program KIP.
Menurut
Mensos, dalam pertemuan itu, keduanya sepakat lebih memastikan siapa saja yang
layak menerima KIP, dan apakah mereka yang layak menerima ini sudah benar-benar
menerima KIP.
“Kami
berdua ingin memastikan komponen pelajar dalam PKH yang mendapatkan KIP. Kami
ingin mendapatkan lebih jelas lagi tentang sejumlah hal, misalnya, tentang
siapa KPM yang layak menerima KIP tapi belum dapat,” kata Mensos.
Untuk
menindaklanjuti pertemuan ini, Mensos dan Mendikbud sepakat mengutus pejabat di
level bawah menteri untuk memadankan data terkait KIP. “Saya sudah menugaskan
Kapusdatin untuk menindaklanjuti masalah ini. Targetnya dua minggu selesai,”
kata Mensos.
Mendikbud
sepakat dengan gagasan Mensos. “Selain soal substansinya, penting pula
memperkuat pola kerja antar-kementerian sama di level bawah menteri agar bisa
berkolaborasi dan bisa bergerak dalam satu gerakan. Biar lebih cepat dan
ringkas,” kata Mendikbud.
Sejalan
dengan itu, Mensos juga menekankan hal sama. “Kalau sasarannya sama-sama warga
pra-sejahtera, saya kira akan sangat baik kalau ada integrasi data,” kata
Mensos.
Plt
Kepala Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian
Sosial RI
Sonny
W Manalu