JAKARTA (5 September 2024) – Kementerian Sosial dibawah kepemimpinan Menteri
Sosial Tri Rismaharini mendapatkan apresiasi dari Kepala BNPB, Letjen TNI
Suharyanto pada Rapat Kerja bersama Komisi VIII DPR RI di Senayan, Jakarta
(3/9). Apresiasi ini atas gerak cepat Kemensos dalam penanganan bencana.
"Kemensos sangat cepat dan titik beratnya di penanganan darurat,"
katanya seraya mengatakan kerja sama di lapangan dengan Kemensos terjalin
sangat bagus. Kolaborasi dengan BNPB juga diapresiasi Sekretaris Utama BNPB,
Rustian pada Focus Group Discussion (FGD) yang digelar DPR RI, di
Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (4/9). Rustian mengatakan Kemensos bergerak cepat
dalam memenuhi kebutuhan pokok seperti mendirikan dapur umum.
Kecepatan Kemensos dalam penanganan darurat tidak
terlepas dari terobosan Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam memperkuat
program-program mitigasi bencana seperti mendirikan lumbung sosial, Kampung
Siaga Bencana (KSB), dan melatih Taruna Siaga Bencana (Tagana) di daerah.
Kemensos telah membangun 664 Lumbung Sosial yang tersebar di 26 provinsi untuk
mempercepat penyaluran logistik kepada korban bencana.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial
Kemensos, Agus Zainal Arifin, pada FGD bersama DPR RI, di Senayan, Jakarta
Pusat, Rabu (4/9), mengatakan lumbung sosial berisi berbagai logistik yang
dibutuhkan dalam keadaan darurat. Misalnya saja makanan siap saji, selimut,
tenda, family kit, kebutuhan bayi dan berbagai kebutuhan lainnya yang
sangat diperlukan saat terjadi bencana. Sementara itu, KSB bertujuan untuk
melatih kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi berbagai jenis bencana seperti
banjir, longsor, gempa, dan bencana lainnya.
Kemensos juga secara periodik terus melatih dan
meningkatkan kemampuan lebih dari 39.000 personil Tagana di daerah. Tagana siap
dan terlatih untuk melakukan proses evakuasi, mendirikan dapur umum, hingga
memberikan dukungan psikososial bagi penyintas bencana. "Tagana bukan
hanya bertugas menangani evakuasi, tetapi juga berperan dalam memulihkan
kondisi psikologis korban yang terdampak bencana," lanjut Agus.
Khusus mengantisipasi ancaman megathrust,
Kemensos telah melakukan langkah-langkah mitigasi di beberapa wilayah berisiko
tinggi seperti Kepulauan Mentawai dan pesisir selatan Pulau Jawa. "Kami
sudah mengirim tim dan bekerja sama dengan KSB yang ada di sana. Logistik di
lumbung sosial juga sudah ditambahkan, seperti makanan siap saji dan
tenda," ujar Agus. Kemensos secara aktif memantau wilayah-wilayah yang
berpotensi terdampak megathrust, serta memastikan logistik dan sumber
daya manusia siap dikerahkan dalam keadaan darurat untuk meminimalisir dampak bencana.
Pada pasca bencana, Agus memaparkan, Kemensos
memberikan akses pada program pemberdayaan sosial seperti Program Pahlawan
Ekonomi Nusantara (PENA) dan memberikan berbagai pelatihan kewirausahaan untuk
meningkat kapasitas ekonomi para penyintas. Pada fase ini, Kemensos juga
memastikan proses reunifikasi dan reintegrasi penyintas anak yang terpisah dari
keluarganya dapat berjalan dengan baik.
Kemensos menegaskan pentingnya kolaborasi lintas
sektor dalam penanggulangan bencana. Kerja sama dengan berbagai kementerian,
lembaga, dan organisasi masyarakat terus diperkuat untuk memastikan
langkah-langkah yang lebih efisien dan terkoordinasi dengan baik. Hal ini
diharapkan mampu mewujudkan ketangguhan bangsa dalam menghadapi ancaman bencana
yang terus berkembang.