Receiving New Wheelchair Assistance from the Ministry of Social Affairs, Girl with Cerebral Palsy is now more comfortable and freer to move
Writer :
Laili Hariroh
Translator :
Fia Arista Dewi
SIDOARJO (23 Agustus 2022) – Atap
tenda merah putih tak kuasa menahan sinar matahari. Hawa panas membuat
keringat mengucur dari dahi Eko Yuli. Sesekali tangannya mengusap
keringat yang menetes satu-satu.
Di sebelahnya, duduk putrinya, Riska Ardita Putri (17) yang menderita cerebral palsy.
Dengan sabar, perempuan 48 tahun itu, menyuapi Riska yang memang harus
bergantung dari ibunya. Yuli merupakan satu di antara 100 penerima
manfaat lainnya yang menanti kehadiran Presiden Joko Widodo di Pasar
Larangan, Sidoarjo, Jawa Timur.
Pagi
itu, warga Desa Suruh, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo itu
bahkan bangun pukul 02.30 WIB untuk bersiap bertemu Presiden. Yuli
semakin bersemangat sebab kehadiran Presiden di Sidoarjo tak hanya untuk
menyapa masyarakat tetapi juga memberikan bantuan. Yuli salah satunya.
Saat
Presiden tiba, keriuhan semakin menjadi. Yuli tak bisa membendung rasa
harunya apalagi saat Presiden tiba tepat di hadapannya. Berada sedekat
itu dengan orang nomor satu di Indonesia dan sempat bercengkerama
sebelumnya hanyalah sebuah angan bagi Yuli.
“Ndadak (tiba-tiba)
ini jadi kenyataan. Ya Allah, Alhamdulillah. Hari ini saya ketemu Pak
Presiden ngasih sumbangan, ngasih amplop, ngasih semuanya. Ngimpi aku. Itu tok saya (Mimpi aku. Itu aja),” kata Yuli penuh haru.
Hari
ini, Riska dan Yuli mendapatkan bantuan ATENSI berupa kursi roda dan
Kewirausahaan Toko Kelontong senilai Rp8.762.000. Bantuan dari Sentra
Terpadu Prof. Dr. Soeharso di Solo dan Sentra Margo Laras Pati yang
merupakan UPT milik Kementerian Sosial.
Selain
itu, Yuli juga mendapatkan Bantuan Kemasyarakatan untuk Modal Usaha
dari Presiden senilai Rp1,2 juta dan BLT senilai Rp300 ribu. Memang
Riska tak bisa berkata-kata. Tapi dari gerak matanya, Riska tak dapat
menyembunyikan rasa gembiranya. Dengan kursi roda baru, memudahkan
mobilitas Riska sehari-hari.
“Terima
kasih sudah dikasih bantuan kursi. Tidak gendong lagi. Makan dan minum
bisa ditaruh di kursi. Nanti bisa jalan-jalan. Saya senang. Terima
kasih,” ungkap Yuli sumringah.
Riska menderita cerebral palsy
saat usianya baru menginjak 18 bulan. Awalnya ia demam tinggi, muntah
lalu kejang-kejang. Sempat dibawa ke Puskesmas dan dirujuk ke RSU Siti
Khodijah Sidoarjo, Riska tidak sadarkan diri selama satu minggu. Riska
kemudian di bawa ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya untuk menjalani perawatan.
Selang 2,5 bulan Riska akhirnya dibawa pulang sambil rawat jalan.
Berbagai
upaya dilakukan demi kesembuhan Riska. Selama rawat jalan, Supardi (54)
ayah Riska dan Yuli berusaha mengupayakan yang terbaik dengan menempuh
berbagai cara pengobatan.
“Berobat alternatif, mpun nopo wae (sudah berbagai macam). Ada yang ngomong, budal, ngomong budal (setiap ada saran tempat pengobatan langsung ke sana). Di Mojokerto itu sampe pucuk (puncak) gunung. Akhirnya ketemu di Surabaya. Sampai saat ini berobat terus,” kata Supardi.
Di
balik upaya tersebut, Yuli juga dengan telaten merawat Riska. Setiap
dua jam sekali Yuli memangku Riska untuk disuapi susu. Yuli harus
menyetel alarm saat malam hari untuk menjalani rutinitas tersebut. Kata
tidur dengan layak seakan asing bagi ibu dua orang anak tersebut selama
belasan tahun terakhir.
Keteguhan
hati Yuli tercermin dari kesabaran dan keuletannya merawat sang buah
hati. Kepada orangtua yang merawat anak spesial seperti Riska, Yuli
berpesan agar para orangtua tetap sepenuh hati menyayangi anak-anak
mereka.
Belum
lagi keluarga sederhana ini terbatas dari sisi kesejahteraan. Tantangan
makin rumit karena Supardi yang sudah bekerja selama 28 tahun di sebuah
pabrik elektronik harus mengalami PHK akibat pandemi. Sementara itu,
kebutuhan Riska mulai dari obat-obatan hingga asupan makanan harus
tercukupi.
Maka
di sela-sela keteguhannya merawat Riska, Yuli berkeliling menjual
kebutuhan rumah tangga seperti sabun cuci piring, sembako dan yang
lainnya ke tetangga sekitar. Hal itu Yuli lakukan untuk membantu sang
suami memenuhi kebutuhan hidup.
Di
Sidoarjo, bantuan yang disalurkan kepada para penerima manfaat berupa
bantuan Kemasyarakatan untuk Modal Usaha dari Presiden senilai Rp120
juta dan BLT Rp30 juta untuk 100 KPM, bantuan ATENSI Rp44,5 juta untuk 7
KPM, dan bantuan Program Kewirausahaan Sosial (ProKUS) dari Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Sosial senilai Rp23,5 juta untuk 6
KPM. Sedangkan bantuan PKH tahap 3 sudah selesai disalurkan kepada
35.475 KPM dengan nilai Rp24,4 Miliar.
Kementerian
Sosial terus memberikan bantuan stimulan bagi kelompok-kelompok rentan.
Tak hanya membantu melengkapi kebutuhan dasar, bantuan tersebut
dimaksudkan agar penerima bantuan dapat berdaya dan keluar dari jerat
kemiskinan.
Share :