Kabupaten Bandung (9 Oktober 2021) - Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin, Asep Sasa Purnama menghadiri Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Peran Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) dalam Penguatan Kapasitas KPM" di gedung SLRT Sabilulungan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat (9/10).

Manager SLRT Sabilulungan, Nia Nindhiawati mengatakan bahwa angka kemiskinan di Kabupaten Bandung saat ini menyentuh angka sekitar 6,9%. Usaha yang dilakukan untuk penanganan fakir miskin ekstrem di Kabupaten Bandung dengan melaksanakan pengurangan pengeluaran, peningkatan pendapatan, pengembangan kewilayahan dan pendampingan desa.

Sementara itu Dirjen PFM, dalam acara tersebut menyampaikan bahwa penanganan fakir miskin harus menggunakan prinsip Sabilulungan (gotong royong). Jadi untuk mengentaskan kemiskinan harus didukung berbagai pihak untuk besinergi dan bersatu. Selain itu  Dirjen PFM berharap agar di Kabupaten Bandung para Keluarga Penerima Manfaat menjadi "Keluarga Pemberi Manfaat". “Ada usaha yang dikelola oleh KPM untuk meningkatkan taraf ekonomi.”

Untuk kelanjutannya Ditjen PFM dan SLRT Sabilulungan sepakat untuk menindaklanjuti pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bandung, salah satu yang akan dilaksanakan akan dibuatkannya forum komunikasi untuk KPM. Tujuannya agar KPM dapat saling terhubung sehingga muncul ide-ide lain baru untuk mengembangkan diri agar dapat meningkatkan stabilitas ekonomi mereka. 

“Kami sangat yakin untuk pengentasan kemiskinan ekstrim di Kabupaten Bandung akan sangat yakin jauh lebih efektif jika kita bersinergi dalam hal tersebut” ujar Dirjen PFM.

Dalam kegiatan tersebut, dihadiri juga oleh Plt. Direktur PFM Wilayah I, Endang Muryani, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Nina Setiana, Kasubdit Pendampingan dan Pemberdayaan Direktorat PFM Wilayah I, Agus Elia, Subkoordinator Tata Laksana Keuangan Setditjen PFM, Risnandar, Korda Kabupaten Bandung, Kartika Dewi, para Pendamping SLRT, para TKSK di Kabupaten, dan para Pengelola Pusat Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Bandung.