BOGOR (1 Agustus 2021) - "Dulu saya buruh cuci. Semenjak COVID-19, susah cari pelanggan. Saya mulai berjualan minuman es di rumah, ini juga sepi,” ujar Nurhasanah, warga Kampung Lio, Desa Kedung Waringin, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.

Nurhasanah, adalah seorang janda, yang semula bekerja sebagai buruh cuci. Di masa pandemi COVID-19, sangat susah menemukan orang yang mau dicucikan pakaiannya. Ia pun beralih profesi berjualan minuman es di rumah dan pendapatannya pun kini tidak menentu.

Pasca usahanya terdampak, ia menjadi satu dari 3.000 warga penerima bantuan beras lima kilogram di Kabupaten Bogor dari Kementerian Sosial (Kemensos). “Ini sangat cukup untuk beras mah, Alhamdulillah,” kata dia bahagia usai menerima bantuan beras.

Hal serupa dialami Hartono, yang kini hanya mengandalkan pendapatan dari berjualan minuman es dan kopi di rumah, lantaran dirumahkan dari profesi sebelumnya sebagai buruh proyek bangunan.

Pasca mengetahui ia termasuk dalam masyarakat penerima bantuan beras lima kilogram dari Kemensos, ia merasa bersyukur dan bahagia atas bantuan tersebut. “Alhamdulillah, bisa ngebantu. Saya harapnya sih dapat bantuan modal untuk dagang karena ‘kan saya tidak bekerja,” ujarnya.

Selain Nurhasanah dan Hartono, ada seorang pedagang sayur keliling dari Desa Girimekar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, yang juga menjadi penerima bantuan beras lima kilogram, bernama Sobir.

Terkena imbas pandemi COVID-19, mengakibatkan pendapatannya dari berdagang sayur keliling menurun drastis. Terlebih lagi, adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, yang membuatnya tidak dapat berdagang sesering dulu lantaran terhalang aturan.

Untuk itu, ia merasa terbantu atas bantuan beras lima kilogram yang ia terima. "Alhamdulillah, cukup membantu dikit-dikit. Ke depannya, mudah-mudahan cepat selesai pandeminya," ungkapnya

Menghadapi dampak pandemi COVID-19 dan PPKM Darurat di Jawa-Bali, yang membuat banyak masyarakat kehilangan penghasilan, bahkan pekerjaan lantaran dirumahkan, Kemensos menyalurkan 3.000 paket beras dengan berat masing-masing lima kilogram kepada warga terdampak PPKM Darurat di Kabupaten Bogor. Bantuan beras disalurkan melalui Dinas Sosial setempat di enam kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor.

Sesuai arahan Menteri Sosial, Tri Rismaharini, Kemensos memberikan bantuan beras lima kilogram per karung kepada seluruh Kabupaten/Kota yang terdampak PPKM Darurat di Jawa-Bali. Menurut Mensos, penerima bantuan beras lima kilogram diperuntukkan bagi masyarakat terdampak pandemi COVID-19 di luar penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH), dan Bantuan Sosial Tunai (BST).

Merespon instruksi Mensos, Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial, Tuna Susila dan Korban Perdagangan Orang (KPO) Dinas Sosial Kabupaten Bogor, Buchori Muslim, menyampaikan rasa terima kasih atas nama masyarakat Kabupaten Bogor yang terbantu akan adanya bantuan beras.

"Bantuan beras ini sangat berguna untuk masyarakat, terutama pedagang-pedagang kecil, yang sudah kerja, tapi di-PHK. Terima kasih sekali atas bantuan ini, setidaknya bisa sedikit membantu perekonomian masyarakat wilayah Kabupaten Bogor," pungkasnya.