JAKARTA (4 April 2024) – Program pemberdayaan masyarakat melalui Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) yang dijalankan oleh Kementerian Sosial, sepanjang Januari-Maret 2024, telah berhasil menggraduasi 11.260 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari bantuan sosial (bansos). Capaian ini melebihi capaian graduasi program PENA sepanjang 2023 yang tercatat 10.073 KPM. Adapun, total KPM PENA yang telah digraduasi pada 2023 hingga Maret 2024 sebanyak 21.333 KPM.
“Graduasi dilakukan jika pendapatan KPM PENA per bulannya sudah di atas Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMR) sehingga layak graduasi dari penerima bansos,” kata Menteri Sosial Tri Rismaharini di hadapan peserta Program PENA, baik melalui tatap muka maupun secara virtual di Gedung Aneka Bhakti, Kemensos, Kamis (4/4).
Mensos Risma menyampaikan semula Program PENA ditargetkan untuk menggraduasi sebanyak 7.500 KPM sepanjang 2023. "Ternyata, pencapaiannya jauh melebihi target,” ungkap Mensos.
Program PENA dijalankan Kemensos untuk memberdayakan masyarakat yang memiliki penghasilan rendah atau berada di bawah garis kemiskinan. Melalui program ini, KPM mendapat bantuan modal untuk pembelian barang dan bahan baku. Selain itu, mereka juga dibantu dalam hal pengemasan produk, pemasaran dan pengelolaan keuangan.
“Kemensos akan terus menjalankan Program PENA karena terasa manfaatnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat,” kata Mensos.
Mensos mengatakan kesuksesan adalah hak semua orang. Siapapun bisa meraih kesuksesan asalkan mau bekerja keras dan tidak patah semangat. “Kalau usahanya jatuh, bangun dan berusaha lagi. Kalau jatuh lagi, harus bangun lagi, begitu seterusnya sampai kegagalan takut menghampiri kita,” kata Mensos memotivasi KPM.
Mensos memberi contoh pengrajin minyak kayu putih di Pulau Buru, Maluku yang lokasinya sangat jauh dari Ambon. Berkat bantuan Kemensos dalam memenuhi standar kualitas dan pengemasan, produk kayu putih Pulau Buru kini telah dipasarkan di Pusat Oleh-oleh Krisna Bali. “Kalau kita kerja keras, maka tangan Tuhan, bantuan Tuhan akan datang di luar yang kita perkirakan,” kata Mensos.
Di hadapan KPM, Risma juga mengenalkan salah seorang pedagang kue kering di Surabaya yang telah sukses dalam melakukan penjualan dan pemasaran produk. Semula kue kering dengan merk “Diah Cookies” hanya dijual Rp10.000 per kemasan. Namun, melalui tangan-tangan dingin para designer yang tergabung dalam Tata Rupa Nusantara, perlahan kemasannya semakin bagus dan kualitas rasanya semakin lezat. Atas peningkatan kualitas produk itu, saat ini produk milik Diah dijual di atas Rp60.000 per kemasan.
“Peran Kemensos dalam memberdayakan kami sangat terasa. Kemensos membantu dalam menjaga kualitas produk, kemasan dan pemasaran sehingga omset kami terus meningkat. Terima kasih, Ibu Risma,” kata Diah, sang pengusaha kue kering "Diah Cookies".
Dalam kesempatan itu, Mensos juga menyerahkan sertifikat penghargaan kepada mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang tergabung dalam Tata Rupa Nusantara. Para mahasiswa tersebut tengah mengenyam pendidikan tinggi di London School of Publik Relation (LSPR), Universitas Pelita Harapan (UPH), Lembaga Pendidikan YAI, Universitas Esa Unggul, Universitas KALBIS, serta Universitas Paramadina. Mahasiswa inilah yang membantu mendesain produk-produk KPM PENA agar tampak lebih menarik dan memiliki daya jual tinggi sehingga berpengaruh pada harga dan pemasaran produk.
Mensos Risma menyampaikan semula Program PENA ditargetkan untuk menggraduasi sebanyak 7.500 KPM sepanjang 2023. "Ternyata, pencapaiannya jauh melebihi target,” ungkap Mensos.
Program PENA dijalankan Kemensos untuk memberdayakan masyarakat yang memiliki penghasilan rendah atau berada di bawah garis kemiskinan. Melalui program ini, KPM mendapat bantuan modal untuk pembelian barang dan bahan baku. Selain itu, mereka juga dibantu dalam hal pengemasan produk, pemasaran dan pengelolaan keuangan.
“Kemensos akan terus menjalankan Program PENA karena terasa manfaatnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat,” kata Mensos.
Mensos mengatakan kesuksesan adalah hak semua orang. Siapapun bisa meraih kesuksesan asalkan mau bekerja keras dan tidak patah semangat. “Kalau usahanya jatuh, bangun dan berusaha lagi. Kalau jatuh lagi, harus bangun lagi, begitu seterusnya sampai kegagalan takut menghampiri kita,” kata Mensos memotivasi KPM.
Mensos memberi contoh pengrajin minyak kayu putih di Pulau Buru, Maluku yang lokasinya sangat jauh dari Ambon. Berkat bantuan Kemensos dalam memenuhi standar kualitas dan pengemasan, produk kayu putih Pulau Buru kini telah dipasarkan di Pusat Oleh-oleh Krisna Bali. “Kalau kita kerja keras, maka tangan Tuhan, bantuan Tuhan akan datang di luar yang kita perkirakan,” kata Mensos.
Di hadapan KPM, Risma juga mengenalkan salah seorang pedagang kue kering di Surabaya yang telah sukses dalam melakukan penjualan dan pemasaran produk. Semula kue kering dengan merk “Diah Cookies” hanya dijual Rp10.000 per kemasan. Namun, melalui tangan-tangan dingin para designer yang tergabung dalam Tata Rupa Nusantara, perlahan kemasannya semakin bagus dan kualitas rasanya semakin lezat. Atas peningkatan kualitas produk itu, saat ini produk milik Diah dijual di atas Rp60.000 per kemasan.
“Peran Kemensos dalam memberdayakan kami sangat terasa. Kemensos membantu dalam menjaga kualitas produk, kemasan dan pemasaran sehingga omset kami terus meningkat. Terima kasih, Ibu Risma,” kata Diah, sang pengusaha kue kering "Diah Cookies".
Dalam kesempatan itu, Mensos juga menyerahkan sertifikat penghargaan kepada mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang tergabung dalam Tata Rupa Nusantara. Para mahasiswa tersebut tengah mengenyam pendidikan tinggi di London School of Publik Relation (LSPR), Universitas Pelita Harapan (UPH), Lembaga Pendidikan YAI, Universitas Esa Unggul, Universitas KALBIS, serta Universitas Paramadina. Mahasiswa inilah yang membantu mendesain produk-produk KPM PENA agar tampak lebih menarik dan memiliki daya jual tinggi sehingga berpengaruh pada harga dan pemasaran produk.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Kementerian Sosial RI