BEKASI (16 Juli 2024) - Belum tinggi sang mentari mengudara, Zaki dan kelima kawan seasramanya sudah beranjak dari kasur untuk memulai aktivitas di pagi hari itu. Derap langkah 6 pasang kaki menyusuri lorong asrama memecah hening, mengalahkan jalanan Kota Bekasi yang masih sepi kala itu. Jarum jam masih menunjukkan pukul 5 pagi, namun mereka sudah berdiri tepat di depan kolam budi daya berisikan ikan "berkumis".
Manuver gesit nan terampil tangan Zaki tampak kala menangguk puluhan lele di bawah sinar lampu kolam di subuh itu. Kolam bukan sembarang kolam memang, karena dari kolam inilah ke enam pemuda itu kembali memiliki mimpi dalam hidup mereka. "Walau hanya sekadar budi daya lele, ini bermanfaat buat saya," kata Zaki (19), yang bernama lengkap Muhammad Zaki Alfarizi saat ditemui pada momen Plesir di Sentra Kreasi Atensi (SKA) Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi milik Kementerian Sosial (Kemensos) pada minggu pagi, (14/7).
Puluhan lele yang telah mereka tangguk terkumpul dengan berat mencapai 10 kilogram. Puluhan lele itu siap untuk dijual ke pengunjung pada kegiatan Plesir di SKA. Zaki dan kelima kawannya sudah 11 bulan tinggal di asrama milik Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Kemensos di Bekasi. Ia menjadi satu dari sekian banyak penerima layanan dan saat ini menekuni pemberdayaan usaha budi daya ikan lele, salah satu model pemberdayaan yang digagas Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk masyarakat kurang mampu. Mensos Risma mengarahkan agar para penerima manfaat bisa mengembangkan potensinya untuk menjadi wirausaha, agar terlepas dari kemiskinan dan bisa hidup mandiri.
Zaki dan kelima kawannya tampak piawai dalam mengelola budi daya lele. Ada yang bertugas mengukur suhu air kolam, menyortir lele berdasarkan ukuran besarnya, hingga mahir dalam menyiangi lele sebelum dijual kepada pembeli. "Kami juga telah melakukan pembenihan lele sendiri, sehingga lele yang dijual memang hasil budi daya kami,” kata Zaki. Sebelumnya, Kemensos melalui STPL Bekasi telah memberikan pelatihan budi daya ternak lele kepada 6 pemuda tersebut hingga saat ini berhasil mengelola sendiri usahanya. Saat awal mula memulai budi daya lele, Zaki sempat mengalami kegagalan, namun berkat ketekunan dan motivasi kuat dalam dirinya, berbagai aral melintang yang ada mampu dilaluinya. "Awalnya diberi 6.000 bibit lele oleh Kemensos, mati sebanyak 4.000, ada 5 kali gagal sebelum bisa seperti ini," sambung Zaki seraya menyebutkan dirinya tidak pantang menyerah dan selalu memperbaiki proses, hingga saat ini sudah berhasil membudidayakan lele.
Budi daya lele yang telah dijalani Zaki selama 6 bulan ini berbuah manis. Hasil dari menjual ikan lele telah mampu memberikan penghasilan bagi Zaki dan kelima kawan asramanya. "Omzet kami per bulan bisa sampai Rp6 juta, dibagi berenam masing-masing dapat Rp700.000-an," ucap Zaki. Dari penghasilan itu, Zaki bisa memberikan sebagian uangnya untuk membantu ibu dan dua adik kembarnya yang saat ini masih duduk di kelas 1 Sekolah Dasar (SD). "Dari hasil itu, saya sudah bisa memberikan ke orang tua saya walaupun tidak banyak, itu yang menjadi motivasi saya di sini," sambung Zaki yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara itu menjelaskan sumber motivasinya saat ini.
Sosok ibu ternyata menjadi motivasi terbesar Zaki dalam menjalani aktivitas di STPL Bekasi. Padahal keberadaan ibunya terpaut jarak yang teramat jauh dengannya, yaitu sejauh 4.644 miles laut atau seperlima jarak total keliling bumi. Ya, Ibu Zaki saat ini bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi. Sedangkan ayahnya sudah lama pergi meninggalkannya. Zaki memiliki dua orang adik kembar yang masih bersekolah di kelas 1 SD dan saat ini tinggal bersama bibinya di Cikarang, Bekasi. "Saya selama ini belum bisa membahagiakan orang tua. Jadi ketika sudah selesai di sini, saya ingin buka usaha lele, ingin sukses, dan ingin membahagiakan orang tua saya," ucap Zaki dengan mata berkaca-kaca ketika mengingat kembali perjalanan hidupnya selama ini. Zaki juga mengungkapkan rencananya ingin membuka usaha lele milik sendiri dan mempraktikkan ilmu yang didapatnya selama proses pembelajaran di STPL Bekasi.