Penulis :
Kiki Rizkika
Editor :
Annisa YH
BANDUNG (11 Oktober 2020) – Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin (Dirjen PFM), Asep Sasa Purnama melakukan Focus Group Discussion (FGD) Program Penanganan Fakir Miskin khususnya membahas Sinergi Penanganan Kemiskinan Ekstrim, Bandung (11/10). Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang berada di wilayah Kota Bandung berjumlah 95.306 jiwa. Untuk penyaluran bantuan sosial Program Sembako, Kota Bandung didukung 194 e-Warong yang terdiri dari 117 e-Warong agen bank dan 77 e-Warong KUBE.
Untuk melawan kemiskinan ekstrim, sejatinya pengelolaan e-Warong KUBE dalam melayani KPM maupun masyarakat umum harus ditingkatkan ke level layanan yang lebih tinggi, lebih beragam, dan jangkauan yang lebih luas. Tujuannya tidak lain, memberikan peluang untuk memperoleh pendapatan lebih tinggi bagi anggotanya. “Diperlukan sinergi dari berbagai pihak untuk mengembangkan KUBE,” ujar Dirjen. PFM.
Langkah awal dalam upaya Sinergi Penanganan Kemiskinan Ekstrim akan dikembangkan pilot project di e-Warong Penyejuk Hati yang berlokasi di Kelurahan Malabar, Kota Bandung untuk menjadi e-Warong dengan dukungan sistim Pos Giro Mobile yang dibangun PT Pos Indonesia dan produk-produk pertanian dari BUMN cluster pangan maupun pengusaha lokal.
Pos Giro Mobile merupakan platform digital berbasis rekening Giropos yang diberikan kepada pemilik rekening Giropos sehingga dapat mengakses layanan Giropos dan layanan keuangan pos lainnya melalui aplikasi yang diunduh dari Playstore. “Harapannya akan lebih banyak yang datang ke e-warong dan akhirnya dapat menambah pendapatan e-Warong,” jelas Bagus Yusuf, Kepala Kantor Pos Bandung.
Langkah terobosan lainnya guna menangani kemiskinan ekstrim yakni membentuk KUBE Mart. KUBE Mart rencananya akan dibangun di beberapa Kantor Pos yang representatif. Di lokasi tersebut, anggota KUBE dapat menjalankan usaha. Sebagai dukungan bagi e-Warong dan KUBE Mart, beberapa pengusaha lokal yang turut hadir dalam FGD menyatakan siap mendukung dengan memberikan alternatif komoditi pangan yang dibutuhkan e-Warong.
Menurut Dirjen PFM, penanganan kemiskinan ekstrim perlu kerja sama berbagai pihak. Untuk itu FGD kali ini mengundang perwakilan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Dinas Sosial Kota Bandung, PT Pos Indonesia, mahasiswa pengusaha dari Universitas Padjadjaran dan Universitas Telkom, Pendamping PKH, TKSK, Korda, pengusaha lokal, serta Karang Taruna.
Bagikan :