KOTA BANDAR LAMPUNG (24 April 2024) – Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Peribahasa ini tepat untuk menggambarkan tekad dan kemauan Lani Yuniarti (24) dalam meraih kesuksesan. Lani merupakan anak Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) asal Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro, Provinsi Lampung.
Perempuan berkerudung ini terlahir dari keluarga bersahaja. Ayahnya, Ponimin, bekerja sebagai tukang rongsokan dengan penghasilan yang tidak menentu. Ia harus keluar masuk kampung untuk mencari barang bekas dan menjualnya ke bandar. Meski sudah bekerja sejak pagi hingga petang, penghasilannya sering kali tidak mencukupi untuk kebutuhan Lani dan keempat saudaranya.
Kondisi keluarga yang sulit, mendorong tekad Lani untuk mengubah nasib. Ia tidak mau terus-menerus terhimpit kemiskinan. Ia ingin memperbaiki nasib menjadi lebih baik. Cara yang ia pilih adalah melalui pendidikan. Ia sangat yakin pendidikan dapat mengubah nasib seseorang.
Karena itu, begitu lulus SMA pada 2017, ia ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. “Tetapi tidak mudah karena biaya kuliah bagi kami tidak murah,” kata Lani yang kemudian bimbang setelah melihat kembali kondisi ekonomi keluarga yang serba pas-pasan.
Pendidikan di perguruan tinggi, tentu, membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Di sisi lain, keinginannya untuk melanjutkan kuliah begitu kuat. Di tengah kegalauan itu, Lani mendapat saran untuk mengikuti Gerakan Ayo Kuliah (GAK) yang diselenggarakan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) PKH Provinsi Lampung. "Akhirnya, saya mengikuti gerakan itu,” kata Lani menceritakan pengalamannnya.
Dalam GAK, Lani mendapatkan penjelasan mengenai prosedur pendaftaran seleksi masuk perguruan tinggi, memilih program studi, biaya kuliah, termasuk beasiswa Bidikmisi atau Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Selama proses melengkapi berbagai persyaratan untuk mendapatkan beasiswa Bidikmisi, Lani dibantu oleh pendamping PKH. Lani tak henti berdoa agar Tuhan memberinya kesempatan menikmati bangku perguruan tinggi.
Doa tulus disertai tekad kuat Lani rupanya membuahkan hasil. Lani diterima di Universitas Lampung (Unila) dengan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian melalui beasiswa Bidikmisi. Lani menjadi satu-satunya anak dalam keluarga yang mengenyam pendidikan tinggi. Singkat cerita, pada 2021, Lani berhasil lulus dan memperoleh gelar sarjana dengan IPK 3,74.
Setelah lulus, Lani mendaftarkan diri pada Program 'Lampung Mengajar' dan diterima sebagai guru hingga saat ini. Ia ditugaskan mengajar di SMK Negeri 1 Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Kabar baiknya, saat ini, Lani telah berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan tinggal menunggu Surat Keputusan (SK) Pengangkatan.
Harapan Lani untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan terhormat kini telah terwujud. Sebagai guru, ia mendapat penghasilan sebesar Rp2.750.000 atau lebih besar dari Upah Minimum Provinsi (UMP) Lampung 2024 sebesar Rp2.716.497.
"Dari segi penghasilan, Alhamdulillah, saya bersyukur banget. Penghasilan sebagai guru cukup untuk memenuhi kebutuhan saya bersama orang tua saya,” kata Lani penuh rasa syukur.
Di balik kesuksesan perjalanan karir Lani, ia mengaku ada sosok pendamping PKH yang perannya begitu besar dan tidak dapat ia lupakan. "Salah satu orang yang berperan penuh membantu saya adalah Pak Eko Santoso. Beliau adalah pendamping PKH Kecamatan Metro Utara. Beliau sangat berjasa dalam memberikan informasi dan motivasi, mendorong semangat, serta membantu mengurus berkas mendapatkan beasiswa Bidikmisi,” kata Lani bangga.
Eko bersama Koordinator PKH Kota Metro, tanpa pamrih, mengantarkan Lani pulang pergi Bandar Lampung - Metro dan memfasilitasi semua hal yang ia butuhkan. Sampai akhirnya, Lani mendapatkan beasiswa, mengenyam pendidikan tinggi dan menyelesaikannya dengan prestasi yang membanggakan. “Terima kasih, Pak Eko dan Kemensos atas bantuan yang luar biasa," kata Lani penuh syukur.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI