NGANJUK (17 Februari 2021) - Pasca peristiwa bencana tanah longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk yang menimbun puluhan rumah warga, sejak Senin pagi (15/2), Kementerian Sosial melalui peran 80 personel gabungan Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari Kabupaten Kediri, Nganjuk, Madiun, Tuban, Ponorogo dan Forum Koordinasi (FK) Tagana dengan cepat mendirikan posko-posko penanganan bencana, mulai dari posko pengungsian, Layanan Dukungan Psikososial (LDP) dan Dapur Umum di Kecamatan Ngetos, Nganjuk.
Koordinator Dapur Umum, Iqbal, mengatakan, dari dapur umum, Kemensos mampu menyiapkan 3.000 porsi makan perhari untuk pengungsi. “1.000 untuk pagi, 1.000 untuk siang, dan 1.000 untuk malam. Kita menyediakan 3 kali makan setiap hari dengan menu bervariasi,” terang Tagana asal Kabupaten Kediri ini.
Di posko Dapur Umum, personel Tagana terlihat bertugas menyiapkan makanan berdampingan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) Program Keluarga Harapan (PKH). Tidak kurang dari 20 SDM PKH wanita membantu membungkus nasi beserta lauk pauk untuk didistribusikan kepada pengungsi.
Selain pelayanan dapur umum, ia menambahkan, peran Tagana dalam kejadian longsor ini antara lain turut membantu proses evakuasi korban di lokasi longsor, pendataan korban, sampai pendampingan berupa penguatan mental kepada pengungsi dan anak-anak.
Adapun LDP kepada anak-anak terdampak bencana yang terpusat di Posko Pengungsian halaman SDN 3 Ngetos diberikan Kemensos melalui Tim Trauma Healing dari Satuan Bakti Pekerjaan Sosial dari Balai Rehabilitasi Sosial Anak Membutuhkan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) "Antasena" di Magelang.
Selain itu, Balai Rehabilitasi Sosial Soeharso di Solo turut mengerahkan 5 orang tim medis, terdiri dari dokter, psikolog dan psikoterapis, untuk penanganan korban luka berat. Bekerja sama dengan tenaga medis dari Puskesmas Kabupaten Nganjuk, mereka mendukung tugas-tugas Puskesmas Ngetos.
Untuk memastikan penanganan dan pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi longsor, Selasa sore (16/2), Menteri Sosial Tri Rismaharini mendatangi posko pengungsian untuk menemui pengungsi dan berbagi canda tawa bersama anak-anak korban longsor di posko LDP. Selanjutnya, Risma memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi dengan meninjau aktivitas dapur umum Kemensos.
Alasan Tim Trauma Healing dan Tenaga Medis didatangkan dari Jawa Tengah, disampaikan Risma, lantaran Kemensos belum memiliki balai (dengan pekerja sosial) di area Jawa Timur. "Begitu kejadian kemarin, kita langsung kirim petugas dari Solo karena kami ngga punya balai di Jawa Timur, jadi saya berangkatkan dari Solo, digeser ke sini," terang mantan Walikota Surabaya ini.
Sementara itu, terkait perkembangan kondisi pengungsi, termasuk anak-anak, Risma menerima laporan dari petugas pendampingan di lapangan, bahwa kondisi mereka berangsur membaik. "Kalau anak-anak, dari psikolog menyampaikan, kemarin mereka masih ada trauma. Tapi, hari ini, trauma itu sudah tidak begitu nampak. Mereka sudah mulai ceria. Hanya masih ada 2 orang yang dirawat. Menurut psikolog, progressnya sudah bagus hari ini," jelas Risma di hadapan pewarta.
Seperti diberitakan, hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Nganjuk sejak Minggu (14/2) mengakibatkan tebing longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos dan menimbun sejumlah rumah penduduk dengan 54 KK atau 186 jiwa.
Hingga Selasa sore (16/2), dilaporkan dari total 21 korban tertimbun longsor dan sempat dinyatakan hilang, 14 korban telah ditemukan dengan rincian 12 meninggal dunia, 2 selamat, sementara 7 lainnya masih dalam upaya pencarian.