Per 22 Oktober 2022, korban meninggal dunia akibat tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan Malang bertambah menjadi 134 jiwa


MALANG (22 Oktober 2022) - Tatapan Kakek Rachman sendu. Ada gurat kesedihan yang tergambar dari raut wajahnya. Tubuhnya diam, namun pikirannya bak melayang-layang, memikirkan banyak hal. Tundukan kepalanya mengisyaratkan begitu banyak hal ingin ia utarakan, namun tertahan di ujung bibir.

 

Duduk di sampingnya, dua cucu kesayangannya, Sinta (11) dan Rama (10). Anak dari almarhum Andi Setiawan (33), putra satu-satunya, yang menjadi salah satu korban meninggal dunia pasca tragedi Kanjuruhan di Malang.

 

Apa yang tersimpan dalam benak kakek berusia 62 tahun itu, perlahan, mulai terkuak saat Menteri Sosial Tri Rismaharini, hari ini (22/10), dalam kunjungannya ke Kabupaten Malang, menemui dan mengajaknya berbicara.

 

"Apa yang bisa saya bantu? Bapak ngersakke nopo? (Bapak menginginkan apa?) Untuk meningkatkan pendapatan, bapak butuh apa? Ngga papa pak, bilang saja," kata Mensos Risma bertanya pada sang kakek.

 

Butuh waktu beberapa saat, hingga akhirnya ia mau buka suara dan menyampaikan keinginannya. "Saya pengen timbangan, untuk menimbang barang rongsokan saya. Saya pengen itu," ucapnya dengan suara parau.

 

Kakek Rachman merupakan ayahanda dari Andi Setiawan, Aremania -- sebutan untuk penggemar klub sepak bola Arema asal Mergosono, Malang. Rachman bekerja sebagai pemulung. Ia kehilangan anaknya, setelah dirawat selama dua pekan lebih di RSUD Al-Anwar (RSSA) Malang pasca tragedi Kanjuruhan.


Almarhum mendapat perawatan intensif lantaran mengalami kritis dan koma. Almarhum meninggalkan dua anak usia Sekolah Dasar (SD), yang kini tinggal dan diasuh Kakek Rachman bersama istri di sebuah gubuk di bantaran Sungai Berantas.

 

Begitu mengetahui keinginan kakek dengan dua cucu itu, Mensos segera menyanggupi. Bahkan, ia meminta jajarannya untuk segera memasukkan data kedua cucu Kakek Rachman dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar terdaftar dalam program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) kategori bantuan anak Yatim Piatu (YAPI).

 

"Segera masukkan namanya dalam DTKS biar bisa segera tersalur bantuannya akhir Desember ini," pinta Risma pada jajarannya.

 

Tak hanya itu, Mensos Risma juga berencana memberikan bantuan rumah pada Kakek Rachman usai mendengar keluhan akan rumahnya yang sempit di bantaran Sungai Berantas di Kelurahan Mergosono, Kecamatan Kedungkandang, Kabupaten Malang.

 

Kedatangan Mensos Risma ke Kabupaten Malang ini menjadi kunjungan ketiganya dalam sebulan, setelah sebelumnya, secara berturut-turut, Mensos juga telah menemui dan menyerahkan santunan langsung kepada masing-masing korban dan keluarga mereka.

 

Mensos mengatakan, hingga saat ini, santunan kepada 134 ahli waris korban meninggal dunia telah disalurkan. "Minggu lalu, total 131, ditambah ini 3, jadi 134 meninggal," katanya di hadapan awak media, Sabtu (22/10).

 

Namun, lanjutnya, jumlah korban yang mengalami luka ringan dan luka berat juga cukup banyak lantaran ia terus mengikuti perkembangan jumlah korban.

 

Untuk itu, Mensos Risma mendoakan korban luka agar dapat kembali pulih. "Bagi yang sakit, mudah-mudahan, ini bisa membantu meringankan untuk segera kesembuhan bapak/ibu sekalian," ucap mantan Walikota Surabaya dua periode itu.

 

Pada kunjungannya ke Kabupaten Malang, Sabtu (22/10), Mensos Risma menyerahkan 3 santunan kepada ahli waris korban meninggal dunia sebesar Rp15 juta, 4 korban luka berat sebesar Rp5 juta dan 11 korban luka ringan sebesar Rp2,5 juta, serta paket sembako kepada masing-masing korban.

 

Santunan ini diberikan Kementerian Sosial kepada para korban dan keluarga korban pasca Tragedi Kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan Malang usai pertandingan Liga I antara Arema FC dan Persebaya pada awal Oktober lalu.


Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI