SUBANG (14 Februari 2021) - Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin mengunjungi lokasi terdampak banjir di Kecamatan Pamanukan, Subang, Jawa Barat. Menanggapi banjir tahunan Subang, Wapres tegas menginstruksikan pencegahan banjir kepada semua pihak agar tidak terulang kembali.
“Dampak banjir ini, bukan hanya dirasakan warga Subang, namun juga pengguna jalan Pantai Utara (Pantura) Jawa yang aksesnya ikut terhambat akibat banjir. Kalau terus berulang, artinya kita itu tidak cerdas (belajar dari pengalaman),” ujar Ma'ruf Amin di Posko Utama Penanganan Banjir di Pamanukan, Subang, Sabtu (13/2).
Wapres menekankan bahwa penanganan bencana tidak bisa dikerjakan unsur pemerintah saja.
"Pemerintah tidak bisa sendirian menangani itu. Makanya, organisasi nonpemerintah, serta swasta, juga diharapkan ikut memberikan kontribusi, yang secara kolaboratif akan sangat menentukan keberhasilan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana," ungkap mantan ketua MUI periode 2015-2020 itu.
Oleh karena itu, lanjutnya, untuk dapat mengakhiri bencana-bencana ini perlu upaya dan kerja keras dari semua lini. Masyarakat, dikatakan Ma’ruf, juga perlu diingatkan untuk terus melindungi alam dan mencegah kerusakan agar terhindar dari bencana.
“Dengan demikian, paling tidak, kita dapat meminimalisir supaya tidak banyak korban berjatuhan," sambungnya.
Kunjungannya ke Kecamatan Pamanukan, yang turut dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, dan disambut Bupati Subang, Ruhimat itu, sekaligus guna menyerahkan bantuan secara simbolis kepada perwakilan korban banjir Subang.
Bantuan yang diberikan khusus dari Presiden RI berupa 1.500 paket sembako terdiri dari beras, minyak, teh, gula, dan masker. Sedangkan, bantuan dari BNPB berupa 300 ribu pcs masker, 10 ribu alat rapid test antigen, 5.000 pcs sarung, dan 1.000 pcs matras. Selain itu, Kementerian Sosial juga menyalurkan 1.900 permakanan, 5 unit genset, 300 lembar selimut, 300 lembar matras, 200 lembar kasur, hingga 200 paket alat kebersihan.
Peran Tagana dalam Penanganan Banjir Subang
Sejak hari pertama banjir merendam sebagian besar wilayah di Kabupaten Subang dan SK Tanggap Darurat dikeluarkan Pemkab Subang pada Senin (8/2) lalu, personel Tagana sigap mendirikan dapur umum lapangan (dumlap) untuk melayani kebutuhan pangan warga terdampak banjir.
Dikatakan Ketua Forum Koordinasi (FK) Tagana Kabupaten Subang, sekaligus penanggungjawab dumlap, Jajang Abdul Muhaimin, dumlap mampu menyediakan 10 ribu sampai 15 ribu porsi makanan untuk sekali makan dari 4 dumlap (Kemensos, BNPB, Bekang dan Brimob).
“Porsi sebanyak 15 ribu per sekali makan bisa kita penuhi. Jadi, per harinya, kalau 2x makan bisa 30 ribu porsi makanan dari 4 dumlap,” terang Jajang.
Selain menyiapkan makanan melalui dumlap, Jajang mengaku Tagana berperan dalam penanganan banjir Subang melalui kluster perlindungan sosial lainnya, seperti Layanan Dukungan Psikososial (LDP) dan evakuasi korban.
“Warga bisa melihat bagaimana kinerja, pengabdian Tagana. Mereka (Tagana) sudah tidak lagi melihat Standar Operational Procedure (SOP). Jam berapapun, bahkan dini hari, mereka siap turun ke lapangan, evakuasi warga yang mungkin masih terjebak banjir,” ujarnya.
Seperti diberitakan, banjir di Kabupaten Subang pada Senin (8/2) merendam setidaknya 21 kecamatan yang menyebabkan 34 ribu warga mengungsi. Hingga Sabtu siang (13/2), banjir berangsur surut di beberapa titik sehingga pengungsi memutuskan kembali ke rumah secara bertahap untuk membersihkan sisa genangan banjir dan lumpur di rumah mereka. Sebanyak 100 personel Tagana telah dikerahkan untuk membantu dumlap, proses evakuasi dan pembersihan rumah warga.
Sementara itu, sesuai SK Tanggap Darurat Pemkab Subang, dumlap masih akan melayani pengungsi hingga 14 hari ke depan terhitung sejak mulai beroperasi pada Senin (8/2) lalu. Namun demikian, jika keberadaan dumlap masih dibutuhkan oleh warga, maka Tagana siap memperpanjang masa pelayanan dumlap.