JAKARTA (27 Januari 2024) – Peningkatan pelayanan terhadap masyarakat perlu berbagai upaya yang masif dan terstruktur. Di mana, hal tersebut bisa terlaksana melalui penguatan tim data dan tim kehumasan.
“Ada fakta yang tidak terinformasikan sehingga individu, komunitas dan masyarakat dalam memperoleh bansos terkendala karena memiliki keterbatasan akses,” ujar Sekretaris Ditjen Rehabilitasi Sosial saat membuka Rapat Koordinasi Kehumasan dan Pengolahan Data 2024 melalui aplikasi zoom di Jakarta, Jumat (26/1/2024).
Berbagai kegiatan harus diketahui klustering penanganan rehabilitasi sosial, termasuk pengelolaan data dan kehumasan dari program-program Kementerian Sosial (Kemensos) sebelum diluncurkan kepada masyarakat.
“Saat ini, memang tidak ada Puspensos tapi masih ada penyuluh sosial yang sejak awal seharusnya mendesiminasikan dan mengedukasi dari berbagai program Kemensos yang diluncurkan,” ungkap Salahuddin.
Bisa dibayangkan bila saja dari 31 sentra-sentra terpadu melakukan secara serentak mempubikasikan dengan bantuan media sosial (medsos), baik YouTube, Facebook, Instagram, X, Tiktok dan lain sebagainya.
“Tuntutan sekarang 70-80 persen aktivitas komunikasi melalui kanal-kanal medsos. Itu artinya, menjadi wajib hukumnya 31 sentra-sentra terpadu menghidupkan dan menguatkan medsos mereka,” tandasnya.
Menjadi penting, ke depan dalam berbagai rapat-rapat dengan pimpinan untuk dilaporkan 5 sentra-sentra terpadu yang tertinggi followernya dan terupdate dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan penjangkauan.
“Tim data sediakan bahan-bahan dan tim humas mengemas sedemikian rupa untuk publikasi dan pemberitaan. Dengan kolaborasi yang baik tim data dan tim humas secara masif dan terstruktur, maka peran udara bisa dimenangkan oleh berbagai program Kemensos serta masyarakat bisa mendapatkan informasi dengan benar,” katanya.
Sebagai tindak lanjut hal tersebut, mulai Januari ini sebagai salah satu indikator kinerja dari sentra-sentra terpadu akan diukur dari aktivitas di medsos, termasuk berapa tinggi follower dan kapan update termutakhirnya.
“Kinerja diukur dari intensitas aktivitas di medsos 31 sentra-sentra terpadu. Dalam pertemuan dengan Dinsos Depok mengeluhkan tidak dapat informasi program Kemensos, seperti Yatim dan Yatim Piatu (YAPI), Program Pemakanan, PENA dan lain sebagainya,” ungkap Salahuddin.