KARANGASEM (5 April 2024) – Memiliki dua anak disabilitas serta hidup dalam keterbatasan tidak membuat Ni Nengah Tini (45) dan suaminya I Ketut Suiti (46) lekas menyerah. Mereka merawat kedua anaknya dengan penuh kasih sayang. Beralamat di Banjar Dinas Kebung Kauh Dusun, Desa Telaga Tawang, Kecamatan Sideman, Kabupaten Karangasem, Bali, keluarga ini tinggal di rumah sederhana di tengah perbukitan di atas tanah milik orang lain.

Dua anak penyandang disabilitas Tini masing-masing bernama Ni Luh Sukawati (21), anak pertama yang menderita lumpuh folia dan epilepsi sejak lahir dan I Komang Wisnu Angga Wiguna (5), anak ketiga yang menderita lumpuh layu sejak usia dua tahun. Dengan kondisi itu, praktis keduanya tidak dapat beraktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain. Sedangkan anak keduanya, Ni Kadek Mei Antari (12), hidup dengan kondisi normal dan sekarang duduk di kelas 4 sekolah dasar.

Anak bungsunya telah mengikuti terapi mulai usia dua tahun. Namun, lantaran terkendala Jarak an transportasi ke Rumah Sakit Karangasem, satu tahun terakhir, Angga tidak lagi menjalani fisioterapi.

“Padahal, fisioterapi penting bagi I Komang Wisnu,” jelas Ni Putu Esti, Pekerja Sosial Ahli Madya saat dihubungi Selasa (2/4).

Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Suiti bekerja sebagai buruh harian lepas. Kesehariannya memanjat pohon kelapa untuk mencari nira mendapatkan upah Rp25.000 per hari. Namun, ia tergolong pekerja keras dan ulet.

Selain mencari nira, ia juga bekerja sebagai buruh proyek bangunan ketika dibutuhkan dan mendapatkan upah Rp100.000 per hari. Sedangkan istrinya, sehari-hari merawat dan mendampingi kedua anak disabilitasnya.

Kasus ini mendapat perhatian dari Kementerian Sosial. Melalui Sentra "Mahatmiya" di Bali, tim terjun langsung untuk melakukan asesmen kebutuhan serta memberikan bantuan. Sentra "Mahatmiya" di Bali telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Karangasem untuk mengantar Sukawati terlebih dahulu menjalani fisioterpi.

“Sukawati telah kami antar untuk melakukan fisioterapi. Karena menggunakan BPJS, maka pelayanan harus berjenjang dari fasilitas kesehatan pertama,” jelas Esti.

Selain memfasilitasi untuk berobat, Kemensos juga memberikan bantuan ATENSI Kewirausahaan berupa ternak bebek 1 kandang berukuran 4 meter x 5 meter, beserta perlengkapannya. Kandang tersebut berisi 40 ekor bebek betina dan 4 ekor bebek jantan, serta satu sak pakan ternak sebagai modal usaha. Dengan diberikannya bantuan ini, diharapkan perekonomian keluarga Tini meningkat sehingga lebih memotivasi Tini dalam merawat anak-anaknya.

Bantuan bebek diberikan lantaran latar belakang keluarga yang pernah bekerja di peternakan bebek sehingga memiliki pengetahuan dasar tentang cara memelihara bebek. Terlebih, lingkungan tempat tinggal mereka dekat dengan sumber air sehingga memungkingkan untuk memulai usaha ternak bebek. Bantuan pemenuhan hidup layak berupa sembako, tambahan nutrisi dan alat kebersihan diri juga tak lupa diberikan.

Kemensos bersama Dinas Sosial Kabupaten Karangasem terus melakukan pendampingan selama proses terapi dan memantau perkembangan usaha mereka.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI