WAINGAPU (24 Oktober 2019) - Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) “Naibonat” Kupang melaksanakan kegiatan penguatan kapasitas keluarga Anak Dengan HIV/AIDS (ADHA).
Kegiatan yang dilaksanakan bersama Pendamping Program Rehabilitasi Sosial Anak (PROGRESA) di Waingapu ini dilakukan untuk memberikan penguatan mental dan sosial diri ADHA maupun keluarga. "Keluarga ADHA merasa malu jika keadaan anak mereka diketahui oleh lingkungan sekitar,” kata Mekel, salah satu pendamping PROGRESA Waingapu.
Selain itu, tidak sedikit dari ADHA yang melahirkan tapi meninggalkan bayi mereka karena putus asa terhadap keadaan mereka. Namun terapi mental dan sosial yang dilakukan terus menerus membuat semangat hidup mereka timbul kembali. Hal tersebut yang membuat mereka bersedia mengikuti anjuran pengobatan baik medis maupun terapi mental dan sosial.
Dari penelusuran yang dilakukan BRSAMPK “Naibonat” Kupang, terdapat ADHA yang berprestasi di bidang sekolah dan olah raga. Namun setelah terdeteksi HIV/AIDS anak tersebut putus sekolah dan harus berada di rumah karena malu.
“Orang tua adalah keluarga terdekat yang mampu memberikan rasa aman dan motivasi bagi ADHA,” tutur Andreas Banggo Kasi Layanan Rehabilitasi Sosial BRSAMPK “Naibonat” Kupang.
Oleh karena itu, ADHA tidak selayaknya dikucilkan. Mereka harus diakui keberadaanya dengan terapi mental spiritual dan sosial agar mampu bangkit dari keterpurukan yang dialami.