CIBINONG (5 April 2024) – Semangat belajar dan rasa ingin tau terlihat dari 46 peserta pelatihan vokasional di Sentra Terpadu "Inten Soeweno" (STIS) di Cibinong, Bogor. Para peserta dengan beragam disabilitas, pada Kamis (4/4), terlihat bersemangat mengikuti pelatihan sesuai minat dan bakatnya selama tiga bulan.“Mereka dapat memilih salah satu dari tujuh pelatihan yang diberikan,” kata Kepala STIS di Cibinong, M.O. Royani.
Ketujuh pelatihan tersebut adalah menjahit, desain grafis, logam, komputer, contact center, otomotif dan elektro. Ketujuhnya merupakan pengembangan. Semula, saat pelatihan vokasional dimulai pada 1998, hanya tersedia empat program pelatihan vokasional, yakni menjahit, percetakan (yang kini beralih menjadi desain grafis), logam dan komputer.
“Pengembangan ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat,” kata Royani memberikan penjelasan.
Para peserta berasal dari berbagai daerah yang termasuk dalam wilayah kerja STIS di Cibinong, di antaranya Bogor, Cianjur, dan Lampung. Sistem perekrutan peserta dilakukan secara terbuka.
Pada tahap pertama, STIS di Cibinong menginformasikan kepada para peserta melalui media sosial dan website STIS di Cibinong. Selain itu, STIS di Cibinong juga bersurat dan berkoordinasi dengan Dinas Sosial setempat.
Tahap selanjutnya, peserta melakukan pendaftaran melalui link yang disediakan masing-masing Dinas Sosial kabupaten/kota. Setelah itu, STIS di Cibinong melakukan asesmen dengan mendatangi para calon peserta. Asesmen ini penting untuk mengetahui minat dan bakat calon peserta pelatihan disesuaikan dengan kondisi disabilitas masing-masing.
Tahap terakhir, dilakukan pemanggilan peserta untuk mengikuti pelatihan vokasional di STIS di Cibinong.
“Tidak ada kriteria khusus bagi peserta yang ingin mengikuti pelatihan vokasional. Tetapi, saat ini, kami lebih memprioritaskan penyandang disabilitas, baik disabilitas fisik, disabilitas rungu, disabilitas wicara dan sebagainya,” ungkap Royani.
Pelatihan berlangsung selama tiga bulan, dimulai dari 8 Maret hingga 7 Juni 2024. Selama pelatihan, para peserta tinggal di STIS di Cibinong dan dipenuhi segala kebutuhannya, termasuk kebutuhan makan dan tempat tinggal. Bahkan, biaya transportasi dari tempat tinggal menuju STIS di Cibinong juga dijamin Kemensos.
Mengenai tenaga pelatih atau instruktur, seluruhnya merupakan tenaga profesional di bidangnya yang memiliki sertifikat kepelatihan. Ada pula, Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diberdayakan kembali untuk memberikan pelatihan, meski telah purna. Khusus untuk vokasional contact center, STIS di Cibinong menjalin kerja sama dengan Indonesia Contact Center Association (ICCA).
Melalui pelatihan vokasional ini, para peserta diharapkan memiliki keterampilan yang akan menjadi bekal berharga. Dari beberapa kali pelatihan sebelumnya saja, lulusan vokasional STIS di Cibinong ada yang telah berhasil menjadi karyawan instansi pemerintah dan swasta, maupun pengusaha.
Seperti disampaikan Resti Aprilaini (25), penyandang disabilitas fisik yang tinggal di Cikarang, Kabupaten Karawang. Ia mengikuti pelatihan vokasional contact center lantaran ingin bekerja di perusahaan.
“Saya aslinya pendiam. Selama mengikuti pelatihan, mau ngga mau, setiap hari dilatih untuk mahir berbicara. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang karena saya ingin meraih kesuksesan dengan bekerja di perusahaan,” ujarnya penuh semangat.
Hal serupa disampaikan Muhamad Rio (25), penyandang disabilitas netra low vision asal Brebes. Ia mengikuti pelatihan vokasional komputer. Rio mengakui ada kendala penglihatan dalam mengikuti pelatihan. Namun, dengan tekad dan semangat yang tinggi, ia yakin bisa mengatasi berbagai kendala yang dihadapi demi meraih kesuksesan.
“Di rumah, sudah ada usaha printer dan aksesoris handphone. Semoga setelah mengikuti pelatihan ini, kemampuan di bidang komputer saya semakin bertambah sehingga bisa diterima bekerja di perusahaan. Kalau pun tidak, usaha yang sudah dijalani di rumah pun bisa semakin berkembang,” ujarnya penuh harap.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Ketujuh pelatihan tersebut adalah menjahit, desain grafis, logam, komputer, contact center, otomotif dan elektro. Ketujuhnya merupakan pengembangan. Semula, saat pelatihan vokasional dimulai pada 1998, hanya tersedia empat program pelatihan vokasional, yakni menjahit, percetakan (yang kini beralih menjadi desain grafis), logam dan komputer.
“Pengembangan ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat,” kata Royani memberikan penjelasan.
Para peserta berasal dari berbagai daerah yang termasuk dalam wilayah kerja STIS di Cibinong, di antaranya Bogor, Cianjur, dan Lampung. Sistem perekrutan peserta dilakukan secara terbuka.
Pada tahap pertama, STIS di Cibinong menginformasikan kepada para peserta melalui media sosial dan website STIS di Cibinong. Selain itu, STIS di Cibinong juga bersurat dan berkoordinasi dengan Dinas Sosial setempat.
Tahap selanjutnya, peserta melakukan pendaftaran melalui link yang disediakan masing-masing Dinas Sosial kabupaten/kota. Setelah itu, STIS di Cibinong melakukan asesmen dengan mendatangi para calon peserta. Asesmen ini penting untuk mengetahui minat dan bakat calon peserta pelatihan disesuaikan dengan kondisi disabilitas masing-masing.
Tahap terakhir, dilakukan pemanggilan peserta untuk mengikuti pelatihan vokasional di STIS di Cibinong.
“Tidak ada kriteria khusus bagi peserta yang ingin mengikuti pelatihan vokasional. Tetapi, saat ini, kami lebih memprioritaskan penyandang disabilitas, baik disabilitas fisik, disabilitas rungu, disabilitas wicara dan sebagainya,” ungkap Royani.
Pelatihan berlangsung selama tiga bulan, dimulai dari 8 Maret hingga 7 Juni 2024. Selama pelatihan, para peserta tinggal di STIS di Cibinong dan dipenuhi segala kebutuhannya, termasuk kebutuhan makan dan tempat tinggal. Bahkan, biaya transportasi dari tempat tinggal menuju STIS di Cibinong juga dijamin Kemensos.
Mengenai tenaga pelatih atau instruktur, seluruhnya merupakan tenaga profesional di bidangnya yang memiliki sertifikat kepelatihan. Ada pula, Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diberdayakan kembali untuk memberikan pelatihan, meski telah purna. Khusus untuk vokasional contact center, STIS di Cibinong menjalin kerja sama dengan Indonesia Contact Center Association (ICCA).
Melalui pelatihan vokasional ini, para peserta diharapkan memiliki keterampilan yang akan menjadi bekal berharga. Dari beberapa kali pelatihan sebelumnya saja, lulusan vokasional STIS di Cibinong ada yang telah berhasil menjadi karyawan instansi pemerintah dan swasta, maupun pengusaha.
Seperti disampaikan Resti Aprilaini (25), penyandang disabilitas fisik yang tinggal di Cikarang, Kabupaten Karawang. Ia mengikuti pelatihan vokasional contact center lantaran ingin bekerja di perusahaan.
“Saya aslinya pendiam. Selama mengikuti pelatihan, mau ngga mau, setiap hari dilatih untuk mahir berbicara. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang karena saya ingin meraih kesuksesan dengan bekerja di perusahaan,” ujarnya penuh semangat.
Hal serupa disampaikan Muhamad Rio (25), penyandang disabilitas netra low vision asal Brebes. Ia mengikuti pelatihan vokasional komputer. Rio mengakui ada kendala penglihatan dalam mengikuti pelatihan. Namun, dengan tekad dan semangat yang tinggi, ia yakin bisa mengatasi berbagai kendala yang dihadapi demi meraih kesuksesan.
“Di rumah, sudah ada usaha printer dan aksesoris handphone. Semoga setelah mengikuti pelatihan ini, kemampuan di bidang komputer saya semakin bertambah sehingga bisa diterima bekerja di perusahaan. Kalau pun tidak, usaha yang sudah dijalani di rumah pun bisa semakin berkembang,” ujarnya penuh harap.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI