Penulis :
Humas Dit. Rehsos Anak
Editor :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
JAKARTA (30 September 2021) – Sekretaris Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI, Idit Supriadi mewakili Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial menghadiri Acara Press Conference Bersatu dan Bergerak #BersamaUntukAnak yang Kehilangan Orang Tua akibat Covid-19 yang diselenggarakan oleh SOS Children’s Villages Indonesia secara virtual. Acara ini merupakan kelanjutan dari rangkain acara Peringatan 49 tahun SOS Children’s Villages Indonesia yang telah dilakukan sejak 8 September 2021 lalu.
Greg Hadi Nitihardjo, Direktur Nasional SOS Children’s Villages Indonesia dalam sambutannya mengatakan pihaknya telah melakukan rapid assesment, sebuah program pendataan aktual anak-anak yang kehilangan pengasuhan orang tua karena Covid-19. “Kami benar-benar membutuhkan masukan dari Kemensos terkait program ini agar dapat memperkuat langkah kami dalam mendampingi anak-anak di Indonesia,” ujarnya.
Hasil rapid assessment yang telah dilakukan SOS Children’s Villages Indonesia di DIY dan Kota Semarang yang berfokus pada aspek pengasuhan, nutrisi dan pangan, akomodasi, kesehatan, dan pendidikan anak mencatat bahwa saat ini terdapat 965 anak yang telah kehilangan salah satu atau kedua orangtuanya akibat Covid-19 di kedua wilayah tersebut. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa masalah paling krusial yang dialami anak-anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19 ialah terkait peralihan pengasuhan anak. Hal tersebut menjadi perhatian Kemensos dan berbagai pihak terkait untuk memastikan agar anak tetap berada dalam pengasuhan yang tepat.
Menanggapi hasil rapid assessment tersebut, Idit menyampaikan apresiasi kepada pihak SOS Children’s Villages Indonesia yang telah berupaya membantu pemerintah dalam menangani masalah anak yatim, piatu, dan yatim piatu akibat Covid-19.
“Hasil rapid assessment ini tentunya dapat menjadi masukan bagi kami dalam menangani permasalahan anak yatim, piatu, dan yatim piatu yang kehilangan orang tua akibat Covid-19. Saat ini Kemensos juga telah melakukan berbagai upaya dalam menangani hal tersebut diantaranya melakukan pendataan anak yatim, piatu, dan yatim piatu akibat Covid-19, penyaluran bantuan di beberapa wilayah, pendampingan psikososial serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait yang masih berjalan hingga saat ini,” ujarnya.
Berdasarkan data yang diperoleh Kemensos per Tanggal 29 September 2021, diketahui bahwa sebanyak 37.951 anak menjadi yatim, piatu, dan yatim piatu akibat Covid-19. Setelah dilakukan cleansing data terdapat sebanyak 30.766 anak. Dari total tersebut, sejumlah 1.079 anak telah disalurkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dengan total bantuan sebesar Rp 383.800.000 dan sisanya masih dalam proses verifikasi dan validasi data oleh Balai/Loka Rehabilitasi Sosial Kemensos.
“Di tahun 2022 mendatang, kita mengusulkan sebanyak 4,3 juta anak yatim piatu dapat memperoleh bantuan ATENSI dengan rincian setiap anak yang belum sekolah mendapatkan Rp 300.000 per bulan dan anak sudah sekolah mendapatkan Rp 200.000 per bulan. Selain bantuan, pendampingan psikososial bagi anak yatim piatu juga tidak kalah penting untuk dilakukan karena kita ketahui bahwa anak yang kehilangan orangtuanya akibat Covid-19 mendapat pukulan sangat berat dalam hidupnya yang akan berpengaruh pada kesehatan mental anak,” jelas Idit.
“Kami berharap sinergi kita akan lebih baik lagi ke depannya,” tambahnya.
Pembicara lainnya, A’ak Abdullah Alkudus dari Kawal Masa Depan (KMD) menyampaikan bahwa pihaknya juga telah menyalurkan bantuan tunai, beasiswa, dan bantuan hukum bagi anak yatim piatu khususnya yang kehilangan orang tua akibat Covid-19. “Bantuan hukum juga diperlukan karena beberapa kasus yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa banyak anak yatim piatu yang kehilangan orangtuanya dan hartanya dirampas oleh orang lain,” pungkas A’ak.
“Anak-anak memiliki hak yang sama untuk hidup dan bahagia, dan itu menjadi tanggung jawab kita semua. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus besinergi dan saling mendukung satu sama lain,” tegasnya.
Press conference ini juga dihadiri oleh public figure yang ikut terlibat dalam upaya pengasuhan anak yang kehilangan orangtua akibat Covid-19. Indra Brasco dan Mona Ratuliu, kedua pasangan suami istri ini mengungkapkan bahwa keadaan ini sangat relate dengan yang mereka hadapi saat ini, dimana saat ini keduanya mengasuh ponakan yang kehilangan ibunya akibat Covid-19.
“Kami sangat mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh Kemensos dan SOS Children’s Villages Indonesia ini dan akan membantu menyampaikan berita baik ini kepada masyarakat,” ujar Indra.
“Kami sangat mendukung apa yang sudah dilakukan. Semoga support kami ini bisa menyempurnakan apa yang sudah dilakukan selama ini,” kata Mona.
Di penghujung acara, Direktur Nasional SOS Children’s Villages Indonesia menyampaikan komitmen mereka dalam membantu pemerintah memastikan setiap anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19 agar tetap mendapatkan pengasuhan yang baik.
Bagikan :