SURABAYA (19 Februari 2020) - Kementerian Sosial melalui Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah I menggelar kegiatan Sosialisasi Program Penanganan Fakir Miskin Wilayah I Tahun 2020. Kegiatan yang bertajuk “Bantuan Sosial Hadir untuk Indonesia Maju & Sejahtera” ini dikuti oleh 192 peserta yang terdiri dari Kepala Dinas Sosial dan Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin di provinsi dan kabupaten/kota di wilayah I (Sumatera dan Jawa Barat).

 

Kegiatan ini bertujuan agar dapat membangun kesepahaman dan gerak langkah yang sama bagi pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH), dan Sarana Prasarana Lingkungan (Sarling) sebagaimana disampaikan oleh Direktur Penanganan Fakir Miskin Wilayah I, A. M. Asnandar di salah satu hotel di Surabaya (19/02).

 

Disampaikan bahwa target realisasi penyaluran Bansos Reguler Tahun 2020 Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah I adalah untuk Program KUBE sejumlah 45.000 KPM, RS-RTLH sejumlah 6.000 unit, dan Sarling sejumlah 25 unit di 11 Provinsi 181 Kabupaten di Wilayah I. “Saya sangat optimis pelaksanaan Bansos di Tahun 2020 ini akan berhasil dengan baik karena adanya dukungan dan keterlibatan pemangku kepentingan maupun  pelaksana dari semua pihak.”.

 

Hal senada juga disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesejahteraan Sosial, Harry Z. Soeratin. Dirinya menyatakan optimis program ini akan terus meningkat. “Program penanganan kemiskinan terus diperbaiki, saat ini sudah tidak ada lagi istilah BPNT tetapi sudah ditranformasi menjadi Program Sembako, karena istilah Sembako lebih dikenal masyarakat dan sembako ada dimana-mana” terangnya.

 

Terkait program reguler penanganan fakir miskin, yaitu KUBE, disampaikan bahwa KUBE saat ini sedang dalam proses penyempurnaan, sehingga output dari KUBE tersebut dapat berlangsung dalam jangka panjang. “Memastikan KUBE bisa berjalan sebagai umpan di dalam untuk mendapatkan dukungan dari pihak-pihak lainnya, termasuk juga program RS-RTLH dan Sarling,” pesan ujar Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesejahteraan Sosial.

 

“Khususnya Sarling, ada penambahan pertemuan kelompok untuk pembangunan (Mandi Cuci Kakus) MCK. Persyaratan daerah lebih banyak pada persyaratan personaliti dibandingkan kelompok. Kedepannya ini akan dipertemukan dengan para NGO” imbuhnya.

 

Kegiatan sosialisasi ini tidak hanya untuk mengenalkan program-program lama dan baru, tetapi merupakan ajang komunikasi yang paling efektif untuk bertukar informasi, agar bisa berkelanjutan dan dapat dirasakan oleh KPM dan pelaksana program.


Diakhir arahannya, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesejahteraan Sosial menyampaikan pesan Menteri Sosial bahwa “Saat ini adalah era pemberdayaan bukan era menengadahkan tangan, tetapi melalui proses upaya untuk aktif dalam memberdayakan masyarakat supaya ada siklus aktifitas ekonomi, walaupun kecil bisa berjalan dengan baik. Tidak menutup kemungkinan daerah bisa bekerja sama dengan pelaku ekonomi yang ada didaerah masing-masing,dan sekali lagi data sangat penting untuk keberhasilan sebuah program,” tegasnya.