TAKALAR (12 Februari 2020)
- Menteri Sosial Juliari P. Batubara melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten
Takalar, Sulawesi Selatan, untuk menyaksikan peluncuran Program Sembako tahun
2020, kemarin. Pada tahun 2020, Program Sembako untuk Kabupaten Takalar
disalurkan kepada 15.620 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan total senilai
Rp28,116 miliar.
Program Sembako merupakan transformasi dari Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT). Dalam pernyataannya, Mensos
Juliari menyatakan tekadnya untuk memastikan bantuan sosial Program Sembako dan Program Keluarga Harapan
terus berkontribusi terhadap pengurangan angka kemiskinan.
Mengutip hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), Mensos mengatakan, Program Sembako berperan efektif dalam
penurunan angka kemiskinan tersebut. "Oleh karena itu, dengan Program
Sembako diharapkan tingkat kemiskinan akan terus menurun. Target pemerintah di
bawah 9% tahun 2020 ini,” kata Mensos Juliari di Jakarta, Kamis (13/02/2020).
Dalam Program Sembako, indeks bantuan dinaikkan dari Rp110.000/Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) menjadi Rp150.000. Kemudian bahan pangan ditambah, selain beras
dan telur juga ditambah daging ayam, ikan, dan sayur-sayuran (khususnya
kacang-kacangan).
“Jadi karena ada yang baru, ini makanya perlu disosialisasikan. Kalau indeks bantuan dari Rp110.000 menjadi Rp150.000 itu berarti ada peningkatan Rp40.000. Inilah yang direferensikan untuk Program Sembako,” kata Mensos Juliari.
Menurut Mensos Juliari, peluncuran Program Sembako juga tidak lepas dari
upaya pemerintah meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama menekan angka
stunting yang masih tinggi di Indonesia. “Sehingga Kementerian Sosial dipandang
bisa ikut berkontribusi dalam program penanganan stunting,” kata Mensos
Juliari.
Untuk mekanisme penyaluran bantuan, menurut Mensos, masih menggunakan
mekanisme BPNT. Yakni disalurkan secara non tunai melalui Kartu Keluarga
Sejahtera (KKS) ke e-warong yang sudah ditentukan. “Masih memakai kartu lama
(KKS). Jadi per hari ini kita belum ada pengadaan kartu baru. Kami masih
menggunakan KKS ya,” kata Mensos.
Untuk terus meningkatkan dan mendukung kualitas pelayanan Program Sembako,
Mensos Juliari meminta bank-bank Himbara untuk meningkatkan jumlah e-warong.
Sebab ia melihat, rasio e-warong masih kurang dibandingkan dengan jumlah KPM.
Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin (Dirjen PFM), Andi ZA Dulung
harapkan Program Sembako dapat membantu kurangi permasalahan stunting di
Indonesia.
Dirjen PFM mengatakan, cara
pemerintah mengurangi stunting melalui Program Sembako adalah dengan memberikan
pilihan bahan pangan yang dapat dibeli oleh KPM sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan dengan memperhatikan gizi.
“Jadi memang inilah pemerintah terus menerus memperbaiki keadaan, makanya
program ini pun ditambahkan dengan program pencegahan stunting dengan
macam-macam kombinasi gizi,” kata Andi.
KPM diberikan kebebasan dalam membelanjakan bantuan yang diberikan sesuai
dengan kebutuhan dan ketentuan agar KPM menjadi bahagia.
“Ini benar-benar membuat ibu sendiri yang mengatur (pembelanjaan) sehingga
ibu bahagia, jadi memang didesain sedemikian rupa,” kata Dirjen PFM.
Namun demikian, Andi berpesan kepada para KPM agar tidak membeli barang
yang tidak diperbolehkan, contohnya rokok. Jika diketahui ada KPM yang dapat
membeli barang tersebut, maka sanksi pun akan diberikan kepada e-Warong yang
menjualnya.
Untuk Provinsi Sulawesi Selatan penerima Program Sembako sebanyak 468.913
KPM dengan total nilai bantuan selama 12 bulan sebesar Rp844,043 miliar.
Biro
Hubungan Masyarakat
Kementerian
Sosial RI