Para Lanjut Usia Butuh Pendampingan dan Kepedulian Lingkungan Sekitar

Para Lanjut Usia Butuh Pendampingan dan Kepedulian Lingkungan Sekitar
Penulis :
Intan Qonita N

JAKARTA (27 Mei 2021) – Memasuki lanjut usia (lansia) kerap dihadapkan berbagai persoalan, mulai perubahan fisik dan mental, serta menurunnya fungsi panca indera dan daya tahan tubuh menjadi hal lazim dikeluhkan mereka.

 

Tak heran jika mereka memerlukan dukungan untuk menyongsong hari tuanya. Selain keluarga, tetangga adalah orang-orang yang sering berinteraksi dengan lansia.

 

Betapa penting pendampingan lansia oleh tetangga, seperti yang telah dilakukan oleh Pusat Santunan Keluarga (Pusaka) 49, Kemayoran, Jakarta Pusat sejak 1995.

 

"Di Pusaka 49 kami seperti keluarga dekat dengan 80 lansia yang tersebar di 10 RW di Kelurahan Cempaka Baru. Di mana, ada pendamping lansia di setiap RW," ujar Sri Kurniatun (55), Ketua Pusaka 49 saat ditemui di kediamannya, sekaligus kantor Pusaka 49 pada Selasa (25/5/2021).

 

Sebagai lembaga yang dibina oleh Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kementerian Sosial, Pusaka 49 rutin menggelar aktifitas melibatkan lansia, seperti pengajian, senam serta berwisata ke tempat rekreasi dan bersejarah.

 

"Digelarnya kegiatan tersebut agar para lansia tidak bosan dan senantiasa aktif, sehingga mereka tidak hanya berdiam diri di rumah," ucap Atun, sapaan akrabnya.

 

Di Pusaka 49, rasa kekeluargaan menjadi nilai luhur. Selain kegiatan bulanan dan tahunan, Pusaka 49 sering berkumpul membagikan sembako serta makan bersama.

 

"Sesuai arahan Pak Lurah, perkumpulan dengan lansia saat Covid -19 itu dibatasi maksimal 30 orang dengan sistem bergiliran di masing-masing RW," katanya.

 

Seorang pendamping lansia, Warsi Setyowati Ningsih (39) di Kelurahan Cempaka Baru mengaku termotivasi karena senang berbagi sebagai tetangga.

 

"Senang rasanya kalau melihat lansia bahagia. Kalau ngumpul sering bercanda, namanya ibu-ibu ya," ungkap warga RW 02 yang sudah dua tahun menjadi pendamping lansia ini.

 

Kendati tidak sedarah, namun hubungan Warsi dengan 30 lansia yang didampinginya terbilang sangat erat.

 

"Jadi, banyak lansia yang saudaranya jauh dan tidak punya keluarga lagi, sudah sewajarnya tetangga sekitar lebih tahu tentang keadaan mereka," tegas Warsi.

 

Ke depan, Warsi berharap kepedulian tetangga bagi lansia di lingkungan sekitar semakin terus ditingkatkan, sebab menjadi tua adalah salah satu keniscayaan. 

 

"Dukungan moril berupa kata-kata penyemangat agar selalu sehat cukup membuat mereka tersenyum. Namun, yang terpenting sebagai tetangga harus silih asih terhadap sesama, terlebih kepada lansia," pungkas Warsi.

 

Biro Hubungan Masyarakat

Kementerian Sosial RI

Bagikan :