PKH Kemensos Bantu Tingkatkan Kesejahteraan KPM di Gunung Kidul
Penulis :
Rizka Surya Ananda
Penerjemah :
Laili Hariroh
GUNUNG KIDUL (14 Mei 2023) - Program Keluarga Harapan (PKH) terbukti menjadi sarana efektif mengatasi kemiskinan di Indonesia. Diluncurkan sejak 2007, PKH menjadi instrumen untuk meningkatan taraf hidup melalui akses layanan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
Saat ini PKH menyalurkan bantuan bersyarat kepada 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia. Salah satu KPM yang merasakan manfaat PKH adalah Wariyanti (43).
Menurutnya, PKH sangat membantu meringankan biaya pengeluaran keluarga, terutama pendidikan. "Sangat membantu untuk bayar SPP dan juga buat beli seragam dan sepatu," katanya saat ditemui belum lama ini.
Wariyanti memiliki tiga orang anak, dua di antaranya masih usia sekolah yaitu SMK dan SD. Pada setiap tahap, Wariyanti menerima Rp725 ribu. Ia menerima dua komponen bantuan, yaitu untuk anak usia sekolah menengah atas dan sekolah dasar.
Selain menerima PKH, keluarga Wariyanti juga menerima Program Sembako senilai Rp200 ribu perbulan. Bantuan yang ia terima sangat bermanfaat bagu keluarganya. Sehari-hari, Maryanti adalah ibu rumah tangga. Terkadang wanita paruh baya ini menerima pesenan soto di rumahnya. Sedangkan suaminya, Sunyoto (48) bekerja sebagai pengemudi.
Warga Gunung Kidul lain yang menerima PKH adalah Suyatmi (34). Sama seperti Wariyanti, Suyatmi juga menerima PKH dan Program Sembako. Ia mengaku selama ini bantuan yang diserahkan berjalan lancar. Bantuan yang ia terima dibelikan sembako serta makanan bergizi. Hal ini sesuai dengan apa yang dipelajarinya selama mengikuti Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) yang secara rutin diikuti setiap bulannya.
Selain untuk mengentaskan kemiskinan, PKH juga memiliki misi mengubah perilaku KPM dalam kesehatan dan pendidikan, serta memberikan kemampuan kepada keluarga untuk meningkatkan pengeluaran konsumsi.
"Setiap bulan yang dibahas macam-macam. Misalnya tentang bagaimana jadi orang tua yang baik" ujarnya.
Dalam pertemuan, ia juga diajari cara mengatur keuangan rumah tangga dan pencegahan stunting. "Misalnya untuk ngasih makanan yang bergizi. Istilahnya makanan 4 sehat 5 sempurna. Sayur, ada lauk. Cuma lauknya tidak harus ikan yang penting ada protein seperti telur. Ada susu juga," jelas Ibu yang memiliki anak usia pra sekolah ini.
Suyatmi mengaku merasakan manfaat PKH bagi keluarganya. Suaminya bekerja sebagai buruh proyek, sedangkan ia mengurus rumah tangga sambil sesekali membantu di sawah.
"Dampaknya alhamdulillah sangat membantu meringankan ekonomi keluarga saya termasuk warga menengah ke bawah. Alhamdulillah sangat terbantu untuk untuk biaya sekolah. Untuk kehidupan sehari-hari itu sangat terbantu sekali," katanya.
Sementara itu, Anggota Komisi VIII DPR RI Dapil Yogyakarta My Esti Wijayati mengatakan pihaknya terus mengawasi pelaksanaan program Kementerian Sosial dengan anggaran dari APBN sebesar Rp78 Triliun. Ia mengapresiasi Kemensos yang cukup sigap dalam menyalurkan bantuan.
"Kami repoti terus Kementerian Sosial, mulai dari rumah sederhana terpadu lalu bencana sampai instalasi air bersih," ujarnya saat memberikan sambutan pada Kunjungan Kerja Reses Komisi VIII DPR RI Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2022-2023, di Taman Budaya Gunung Kidul, Rabu (10/5).
Selama tahun 2023, Kemensos telah menyalurkan bantuan PKH di Kabupaten Gunung Kidul senilai Rp46,97 milyar dan Program Sembako sebesar Rp37,42 milyar. Sedangkan Bantuan ATENSI (Asistensi Sosial) yang dikucurkan adalah Rp88 juta yang terdiri dari bantuan pencegahan stunting dan bantuan untuk anak, lansia, dan penyandang disablitas. Adapun bantuan kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana diserahkan senilai Rp568,8 juta berupa permakanan, alat evakuasi, sandang, dan perlengkapan keluarga.
Bagikan :