Penulis :
Edhi Prabawa
Editor :
Laili Hariroh
MALANG (22 November 2024) – Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik dan memberdayakan masyarakat, Sentra Terpadu Kartini Temanggung (STKT) melaksanakan dua kegiatan penting. Pertama, tim yang dipimpin oleh Kepala STKT mengadakan sharing session di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang, pada 22 November 2024. Kedua, STKT juga melakukan evaluasi program pemberdayaan di Galeri Gadisku sebagai bagian dari Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi (PKRI).
Di BBIB Singosari, tim STKT mempelajari berbagai praktik unggulan yang telah membawa institusi tersebut meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Bersih Bebas Melayani (WBBM). Bapak Sailendra dan Ibu Novi, pejabat BBIB Singosari, berbagi pengalaman terkait penerapan sistem pelayanan publik yang transparan dan akuntabel, penataan ruang yang efisien, serta digitalisasi layanan.
Kepala STKT mengapresiasi penjelasan yang diberikan oleh BBIB Singosari, terutama dalam aspek penataan ruang pelayanan. Penataan tersebut tidak hanya mendukung efisiensi, tetapi juga memberikan kenyamanan kepada pengunjung dan pegawai. Selain itu, sistem pengawasan yang ketat serta penggunaan teknologi digital untuk mendukung transparansi dianggap sangat relevan untuk diadopsi di Sentra Terpadu Kartini
"BBIB memberikan contoh praktik baik pelayanan yg efisien dan efektif, berbasis digital yg diadopsi oleh ST Kartini di Temanggung dalam upaya meningkatkan layanan bagi PPKS serta untuk memperoleh predikat WBBM," kata Dewi Suhartini, Kepala ST Kartini, sebagai ketua Tim Sharing Session ST Kartini.
Selain kegiatan di BBIB Singosari, tim STKT juga melanjutkan misi evaluasi ke Galeri Gadisku, yang merupakan salah satu replikasi program pemberdayaan STKT. Galeri Gadisku memfokuskan kegiatannya pada pelatihan keterampilan bagi penyandang disabilitas, seperti batik, jasa pijat, hingga kafe. Galeri ini juga melibatkan fresh graduate psikolog untuk mendukung perekrutan dan pendampingan peserta program.
Tim STKT memantau keberlanjutan program ini dengan mengevaluasi proses pelatihan, pemasaran produk, dan efektivitas pemberdayaan peserta. Fokus utama adalah memastikan bahwa Galeri Gadisku mampu memberikan dampak sosial dan ekonomi yang nyata bagi penyandang disabilitas.
"Galeri Gadisku menunjukkan kepada kita semua, bahwa disabilitas bukan halangan utk berkarya, mencapai nol kerentanan. Semoga Galeri Gadisku semakin berkembang, menyebar, tumbuh di wilayah wilayah lain untuk mendukung eksistensi disabilitas mandiri dan terus menunjukkan karya terbaiknya," tukas Dewi.
Hasil dari kedua kegiatan ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan strategi Sentra Terpadu Kartini Temanggung dalam meningkatkan pelayanan publik serta memperluas dampak program pemberdayaan masyarakat. Dengan pembelajaran dari BBIB Singosari dan evaluasi di Galeri Gadisku, STKT berkomitmen untuk terus berinovasi dan menciptakan layanan yang lebih inklusif, transparan, dan berdampak luas di masa mendatang.
Bagikan :