JAKARTA (15 Juni 2021) – Penanganan kemiskinan harus disinergikan antar direktorat yang berada di lingkungan Kementerian Sosial RI (Kemensos).

Goal dari penanganan kemiskinan adalah orang miskin lebih sejahtera,” ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini usai pembukaan Kegiatan Penelitian Rencana Kerja Anggaran Kementerian / Lembaga (RKA-K/L) Kemensos Tahun 2022 di Gedung Aneka Bhakti, Jakarta, Senin (15/6/2021).

Selama ini, kata Mensos, upaya penanganan kemiskinan masih bersifat parsial, sehingga dampaknya tidak telalu kelihatan dan dirasakan oleh orang miskin. 

“Kalau disinergikan antar dirjen akan berdampak pada turunnya angka kemiskinan, masyarakat kurang mampu bisa hidup lebih baik. Tapi untuk itu, pastinya kita nggak bisa sekedar bicara,” katanya.

Dalam penanganan kemiskinan sebenarnya bukan sekedar data-data di atas kertas, atau membuat angka-angka perencanaan. "Namun yang lebih penting adalah pelaksanaan di lapangan," Mensos menambahkan. 

“Usai berikan bantuan sosial mau diapakan, ada yang sudah 10 tahun, sementara fisik penerima masih kuat kerja. Itu harus kita treatment agar berdaya,” katanya.
 
Misalnya, untuk Program Keluarga Harapan (PKH) ada unsur usaha, maka harus diberikan treatment agar benar-benar bisa segera keluar dari kemiskinan.

“Bisa jadi penanganan bantuan usaha di ditjen satu dan bantuan PKH di ditjen yang lainnya dengan bersinergi bisa cepat keluar dari kemiskinan mereka,” ujar Mensos. 

Bantuan yang diberikan Pemerintah untuk menekan pengeluaran Penerima Manfaat (PM), seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

“Dengan ditekan pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan penerima manfaat, orang miskin akan naik income-nya dan cepat keluar dari kemiskinan,” ujar Mensos. 

Selain itu, hal lain yang tidak kalah penting dalam penanganan kemiskinan adalah perlu merubah pola dan cara berpikir dari pengelola program dan perencanaan. 

“Perlu merubah cara berpikir dalam program dan perencanaan penanganan kemiskinan, karena akan berpengaruh terhadap target pemerintah,” tandasnya.

Di balai awalnya kesulitan untuk memasarkan produk yang dihasilkan, tapi setelah hadir Sentra Kreasi Atensi (SKA) menjadikan berbagai produk bisa dipasarkan.

“Di SKA ada ruang pamer, diajari cara mengemas produk dengan baik, serta ada branding, sehingga menaikkan harga jual dan menjadi tambahan income,” pungkas Mensos.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI