SUKOHARJO (4 November 2022) - Sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Kementerian Sosial melalui Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat melalui kewirausahaan berbasis ternak kambing modern. Kegiatan di laksanakan selama tiga hari, tanggal 2 sd 4 November 2022 di di Desa Kedung jambal Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah.
Bersama Dinas Sosial Kabupaten Sukoharjo, BBPPKS Yogyakarta memilih komoditas kambing karena kambing termasuk salah satu jenis ternak favorit di perdesaan, sebagain besar rumah tangga di desa memelihara kambing sebagai investasi dan pendapatan keluarga.
Yang membedakan peternakan modern dengan peternakan konvensional adalah pada peternakan modern kandang tidak berbau karena kotoran kambing diolah menjadi pupuk organik sehingga bau kotoran kambing tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan kandang diatur sedemikian rupa sehingga kandang lebih bersih dan tidak kumuh atau kotor.
Pada peternakan modern, pemilik tidak harus mencari pakan setiap hari karena pakan yang berupa daun atau rumput difermentasi sehingga bisa lebih tahan lama. Pemasarannya juga tidak perlu bertemu secara tatap muka langsung di pasar hewan karena peternak modern lebih mengandalkan digital marketing.
Sebanyak 30 orang KPM PKH dan BPNT yang terdaftar di DTKS Kemensos mendapatkan materi motivasi usaha beternak kambing dari Wiyono pemilik Jaya Muda Farm Sukoharjo. Selanjutnya materi yang tak kalah pentingnya yaitu pengenalan jenis kambing, pembuatan dan pemberian pakan, pengelolaan kandang dan manajemen ternak oleh Yudi Khomarul seorang instruktur dari Hartono Farm Sukoharjo.
Untuk membekali peserta pelatihan dalam berwirausaha, diberikan materi mengenai pemasaran digital oleh Monica Harijati dari Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA).
Eni salah satu peserta pelatihan, mengucapkan terimakasih kepada BBPPKS Yogyakarta yang telah memberikan pelatihan peternakan kambing modern dan memberikan sepasang kambing untuk dibudidayakan.
Bersama Dinas Sosial Kabupaten Sukoharjo, BBPPKS Yogyakarta memilih komoditas kambing karena kambing termasuk salah satu jenis ternak favorit di perdesaan, sebagain besar rumah tangga di desa memelihara kambing sebagai investasi dan pendapatan keluarga.
Yang membedakan peternakan modern dengan peternakan konvensional adalah pada peternakan modern kandang tidak berbau karena kotoran kambing diolah menjadi pupuk organik sehingga bau kotoran kambing tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan kandang diatur sedemikian rupa sehingga kandang lebih bersih dan tidak kumuh atau kotor.
Pada peternakan modern, pemilik tidak harus mencari pakan setiap hari karena pakan yang berupa daun atau rumput difermentasi sehingga bisa lebih tahan lama. Pemasarannya juga tidak perlu bertemu secara tatap muka langsung di pasar hewan karena peternak modern lebih mengandalkan digital marketing.
Sebanyak 30 orang KPM PKH dan BPNT yang terdaftar di DTKS Kemensos mendapatkan materi motivasi usaha beternak kambing dari Wiyono pemilik Jaya Muda Farm Sukoharjo. Selanjutnya materi yang tak kalah pentingnya yaitu pengenalan jenis kambing, pembuatan dan pemberian pakan, pengelolaan kandang dan manajemen ternak oleh Yudi Khomarul seorang instruktur dari Hartono Farm Sukoharjo.
Untuk membekali peserta pelatihan dalam berwirausaha, diberikan materi mengenai pemasaran digital oleh Monica Harijati dari Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA).
Eni salah satu peserta pelatihan, mengucapkan terimakasih kepada BBPPKS Yogyakarta yang telah memberikan pelatihan peternakan kambing modern dan memberikan sepasang kambing untuk dibudidayakan.
Kemensos memberikan sarana kewirausahaan bagi peserta pelatihan berupa sepasang kambing jenis jawa randu lepas sapih usia kurang lebih 5 (lima) bulan. Sarana kewirausaan ini diharapkan dapat menjadi modal bagi para KPM dalam berwirausaha beternak kambing sehingga meningkatakan kesejahteraan keluarga dan dapat tidak lagi bergantung pada bantuan sosial pemerintah lagi.