Anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang akan menentukan masa depan kita. Keberhasilan mereka di sekolah tidak hanya bergantung pada kualitas sistem pendidikan yang baik, tetapi juga pada peran aktif orang tua dan dukungan lingkungan. Memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan usia dini yang optimal dan menciptakan lingkungan belajar yang positif di rumah adalah langkah awal yang krusial untuk mendukung keberhasilan mereka. Pendidikan tidak hanya membentuk kecerdasan anak, tetapi juga karakter dan kemandirian yang terbangun melalui keterlibatan keluarga (Kementerian Sosial, 2020).

Anak adalah aset berharga bagi keluarga dan negara yang memerlukan perhatian khusus di setiap tahap perkembangan. Dari perspektif pekerjaan sosial, anak-anak memiliki hak dasar untuk mendapatkan perlindungan dan pendidikan guna mengembangkan potensi mereka secara holistik (Kementerian Sosial, 2020; Walker & Crawford, 2014). Anak-anak berkembang melalui berbagai tahapan yang memerlukan dukungan dan respons yang berbeda. Dalam teori ekologi Bronfenbrenner (1979), anak tumbuh melalui interaksi dengan lingkungan, termasuk keluarga, sekolah, dan komunitas. Dalam hal ini, dukungan keluarga memainkan peran penting dalam memastikan perkembangan optimal anak, sementara dukungan sosial dari lingkungan juga merupakan faktor penentu keberhasilan pertumbuhan mereka (Davies & Troy, 2020).

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan fondasi yang sangat penting, sebagaimana diakui dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. PAUD, yang mencakup anak usia 0-6 tahun, bertujuan untuk memberikan stimulasi holistik dalam aspek kognitif, sosial, emosional, dan fisik. Melalui PAUD, anak-anak tidak hanya menerima pengetahuan dasar tetapi juga mempelajari keterampilan sosial dan emosional yang esensial (Pemerintah Indonesia, 2003; Walker & Crawford, 2014). Menurut Vygotsky (1978), anak belajar secara optimal melalui interaksi dengan orang dewasa yang mendukung mereka. Konsep Zone of Proximal Development (ZPD) menunjukkan bahwa anak mampu mencapai keterampilan yang lebih kompleks dengan bantuan orang tua atau guru. Oleh sebab itu, anak yang mendapatkan dukungan sejak PAUD cenderung lebih siap menghadapi tantangan akademik dan sosial saat memasuki sekolah dasar (UNESCO, 2011).

Peran orang tua sangat sentral dalam mendampingi anak agar berhasil di sekolah. Penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara keterlibatan orang tua dan keberhasilan akademik anak. Meta-analisis oleh Jeynes (2007) menemukan bahwa keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah dan komunikasi rutin dengan guru meningkatkan prestasi akademik anak, dengan korelasi sekitar 0,46 pada anak tingkat sekolah menengah. Data dari National Education Longitudinal Study of 1988 (NELS:88) juga menguatkan bahwa keterlibatan orang tua di rumah dan sekolah meningkatkan kemungkinan anak mencapai nilai akademik yang lebih tinggi hingga 30-40% dibandingkan dengan anak yang orang tuanya kurang terlibat (Jeynes, 2007). Mendukung anak agar sukses di sekolah memerlukan pendekatan praktis yang konsisten.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung di dalam keluarga. Pertama, penting untuk menyediakan lingkungan belajar yang positif. Orang tua bisa menyiapkan ruang belajar yang nyaman dan bebas gangguan serta memastikan ketersediaan alat-alat belajar yang lengkap, sehingga anak dapat fokus. Penetapan jadwal belajar yang konsisten juga membantu anak membangun kebiasaan belajar yang teratur. Selain itu, peran orang tua sebagai pendamping dan motivator sangat penting. Anak membutuhkan pendampingan saat mengerjakan tugas atau mempersiapkan ujian. Sikap positif orang tua saat mendampingi dapat meningkatkan rasa percaya diri anak, sementara komunikasi rutin dengan guru diperlukan untuk memantau perkembangan mereka serta memahami tantangan yang dihadapi.

Sikap positif orang tua sangat berpengaruh pada semangat belajar anak. Orang tua diharapkan menghindari sikap negatif seperti memarahi atau mengancam, dan sebaliknya menunjukkan empati dan ketenangan saat mendampingi anak, sehingga anak merasa nyaman dan didukung. Ketika anak menghadapi tantangan di sekolah, baik dalam pelajaran maupun interaksi sosial, orang tua perlu mendengarkan perasaan anak dengan empati dan membantu mencari solusi. Bantuan tambahan di rumah atau melalui bimbingan belajar bisa diberikan jika anak mengalami kesulitan akademik. Selain itu, membangun kebiasaan belajar yang efektif adalah hal yang penting. Orang tua bisa membantu anak mengatur jadwal seimbang antara belajar, bermain, dan istirahat. Mengajak anak untuk rutin membaca dan mencatat poin penting juga dapat meningkatkan pemahaman serta daya ingat mereka.

Selain mendampingi, orang tua juga perlu aktif memantau perkembangan anak dalam belajar. Memantau jadwal belajar anak dan memastikan mereka mengikuti rutinitas yang telah disepakati adalah langkah awal yang penting. Ketika anak menunjukkan kemajuan atau perkembangan yang lebih baik, orang tua harus memberikan penghargaan atau pujian, semua ini akan memperkuat motivasi anak untuk sukses di sekolah (Bandura, 1997). Orang tua juga harus menjaga komunikasi yang terbuka dengan anak agar mereka merasa nyaman membicarakan kesulitan yang dihadapi di sekolah.

Dalam memantau kegiatan belajar anak, orang tua perlu berkolaborasi dengan pihak sekolah. Kolaborasi ini memungkinkan orang tua mengetahui perkembangan anak secara menyeluruh dan mendapatkan informasi dari guru tentang tantangan atau kebutuhan anak di sekolah. Dukungan emosional dan keterlibatan aktif orang tua sangat berperan dalam membantu anak membangun kepercayaan diri dan keberanian menghadapi tantangan di sekolah. Selain dukungan orang tua, anak juga memiliki peran penting dalam kesuksesan akademik mereka. Anak yang mampu mengatur waktu dengan baik, menyelesaikan tugas tepat waktu, dan berani bertanya jika ada yang tidak dimengerti akan lebih siap menghadapi tantangan di sekolah. Partisipasi aktif dalam kegiatan sekolah dan ekstrakurikuler juga membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan kepercayaan diri yang akan mendukung kesuksesan akademiknya.

Kesuksesan anak di sekolah adalah hasil dari sinergi antara peran orang tua, dukungan lingkungan, dan keterlibatan aktif anak. Dengan pendekatan yang holistik dalam mendukung anak, mereka dapat lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan pendidikan. Penting bagi orang tua untuk terus menjaga komunikasi yang baik dengan pihak sekolah agar dapat memberikan dukungan yang optimal bagi anak. Melalui peran orang tua sebagai pendamping dan motivator, anak-anak diharapkan tumbuh menjadi pribadi yang sukses secara akademik dan siap menjadi generasi masa depan bagi keluarga dan negara.